Advertisement
Cara Mancing Nila Menggunakan Rumput Kolonjono

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kolonjono atau Brachiaria mutica ( Urochloa mutica ) spesies rumput yang dikenal juga bernama rumput kerbau. Tanaman yang berasal dari Afrika ini sudah menyebar hingga ke Indonesia. Bahkan tanaman ini menjadi salah satu makanan favorit ternak.
Kolonjono banyak dijumpai hampir di semua tempat di Indonesia. Begitu pula di bantaran kali progo, kolonjono banyak ditanam sebagai pakan ternak. Di bantaran kali progo ini kolonjono tumbuh dengan suburnya.
Advertisement
Batang kolonjono memiliki simpul berbulu dan pelepah daun dan helaian daun memiliki lebar sekitar sentimeter. Untuk panjang bisa mencapai 30 sentimeter bahkan lebih. kolonjono sangat muda ditanam.
Tetapi, kolonjono tidak hanya menjadi makanan favorit untuk ternak. Di Kulonprogo, kolonjono dimanfaatkan untuk umpan memancing, terutama di Sungai Progo. Nila, wader dan beberapa ikan lain sangat menyukai Kolonjono, apalagi ketika musim hujan, saat air sungai yang keruh kecoklatan mulai meluap dan berarus deras.
Saat musim hujan seperti ini, lumut yang biasa menjadi pakan ikan mulai hilang. "Hanya saat seperti ini kita mancing menggunakan umpan kolonjono," kata Antok ketika ditemui di tepian Sungai Progo, tepatnya di spot mancing Padukuhan Karangwetan bawah Joglo Kilen Lepen, Senin (11/3/2024).
BACA JUGA: Tips Rawat Wajah Agar Tampak Segar Saat Puasa
Untuk memasang umpan dengan daun kolonjono cukup mudah. Daun kolonjono dipasang atau diikat menjuntai. Senar dan mata pancing disisipkan diantara daun kolonjono yang sudah dipasang. Biasanya mata pancing yang dipasang tidak hanya satu untuk satu daun. Umpannya pun dibuat dengan dua daun kolonjono sehingga paling tidak ada empat mata pancing.
Soal daun sebagai umpan, menurut Antok, masing-masing pemancing memiliki pilihan. Ada yang pilih daun kolonjono tua, tetapi ada yang pilih daun kolonjono muda. "Kalau saya pilih daun yang getas atau mudah dipatahkan," jelas Antok.
Layaknya mancing di kolam, mancing dengan kolonjono juga harus "dibom" atau diberi umpan di sekitar area yang akan dipancing. Pemancing akan mencari Kolonjono yang panjang sekalian dengan tangkainya. Kemudian daun kolonjono akan diikat agar tidak terpisah-pisah terlalu jauh ketika kena air. Daun kolonjono untuk umpan pun juga tidak terlalu banyak.
Ketika daun mulai bergerak-gerak itu tandanya mulai dimakan ikan. Antok pun segera memasukan pancingnya ke sungai. "Mancing dengan kolonjono harus sabar," kata Antok yang pernah mendapat nila dengan bobot hampir satu kilogram ketika mancing dengan umpan kolonjono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Puluhan Narapidana Diduga Keracunan Miras Oplosan, Satu Orang Tewas
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Kompor Lupa Dimatikan, Rumah Pengusaha Katering Ludes Terbakar di Kulonprogo
- Puluhan Warung di Pantai Depok Diterjang Gelombang Pasang
- Bukan Turun ke Jalan, Ratusan Buruh di Bantul Pilih Peringati Hari Buruh di Pendopo Kantor Bupati
- Ribuan Buruh di Jogja Gelar Peringatan May Day, Tuntut Upah Layak
- DKUKMPP Dorong Kalurahan di Bantul Susul Langkah Srimulyo Bentuk Koperasi Desa Merah Putih
Advertisement