Advertisement

Ini Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air dan Campak

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 13:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Ini Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air dan Campak Monkeypox atau cacar monyet. - Foto/CDC

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Belakangan masyarakat kembali dihebohkan terkait kasus cacar monyet. Meski jarang terjadi, cacar monyet menjadi salah satu penyakit berbahaya dan sangat menular sehingga perlu diwaspadai.

Praktisi kesehatan spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika dokter Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan adanya perbedaan gejala penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak.

Advertisement

Dalam seminar mengenai pencegahan cacar monyet yang diikuti secara daring dari Jakarta, dia menjelaskan bahwa cacar monyet antara lain ditandai dengan gejala berupa demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius serta ruam setelah satu sampai tiga hari.

BACA JUGA: Heboh Kasus Cacar Monyet, Dinkes Bantul Minta Warga Waspada Meski Belum Ada Temuan

"Pada cacar air, demam hingga 39 derajat Celsius dengan ruam setelah nol sampai dua hari. Sedangkan campak, demam tinggi hingga 40,5 derajat Celsius dengan ruam setelah dua sampai empat hari," katanya dikutip dari Antara, Jumat (27/10/2023).

Perberaan Jenis ruam gejala cacar monyet, cacar air, dan campak

Pada cacar monyet, ruam yang muncul bisa berupa makula (lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran hingga 0,5 cm) dan papula (lesi padat dan timbul dengan ukuran hingga 0,5 cm), vesikel (lesi bintik dengan cairan), pustula (lesi mirip luka lepuh berisi nanah), dan krusta (kerak mengering pada luka).

Putu mengatakan bahwa cacar monyet menimbulkan jenis ruam yang sama di seluruh anggota tubuh pada fase akut (0-5 hari pertama) maupun fase erupsi (1-3 hari setelah timbul demam).

Sedangkan pada cacar air, dia menyebutkan, ruam hanya berbentuk makula, papula, dan vesikel pada berbagai fase.

"Kemudian, pada campak, jenis ruam merupakan ruam non-vesikel di berbagai fase," katanya.

Putu juga mengemukakan adanya perbedaan yang signifikan pada perkembangan ruam akibat cacar monyet, cacar air, dan campak.

Menurut dia, pada penderita cacar monyet perkembangan ruam terjadi secara lambat (3-4 minggu) sedangkan pada penderita cacar air dan campak perkembangan ruam terhitung cepat, terjadi dalam hitungan hari.

BACA JUGA: Kasus Cacar Monyet, Dinkes Sleman: Kami Waspadai, Masyarakat Jaga Kondisi

Dia mengatakan bahwa ketiga penyakit itu pun menimbulkan distribusi ruam yang berbeda.

Pada cacar monyet, kata dia, distribusi ruam berawal dari kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, serta muncul pula pada telapak tangan dan kaki.

Adapun pada cacar air, ia melanjutkan, distribusi ruam dimulai dari kepala, padat di tubuh, dan tidak muncul pada telapak tangan dan kaki.

"Pada penyakit campak, distribusi ruam dimulai di kepala dan menyebar ke bawah dan dapat mencapai tangan dan kaki," katanya.

Penampakan Khas Cacar Monyet, Cacar Air dan Campak

Selain itu, Putu memaparkan penampakan khas dari masing-masing penyakit. Cacar monyet memiliki penampakan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), cacar air memiliki ruam yang gatal, serta campak memiliki koplik spots, bintik putih yang muncul pada area mulut.

Menurut dokter Rizal Fadli dikutip dari halodoc.com, cacar monyet dan cacar air sekilas memiliki penampakan visual yang hampir sama. Meski begitu, ada beberapa perbedaan yang terletak pada jenis virus, gejala, dan perkembangan keduanya.

"Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, sedangkan cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster," paparnya.

Rizal menyebut penyakit cacar monyet biasanya menimbulkan beberapa gejala secara klinis seperti demam, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis.

Cacar monyet merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari dua hingga empat minggu. Hanya saja pada cacar monyet yang parah dapat berujung mengancam keselamatan jiwa.

"Adapun cacar air atau chickenpox, gejalanya dapat berupa ruam gatal dengan lepuh kecil berisi cairan. Ruam melepuh tersebut akan muncul 10 hingga 21 hari setelah terpapar virus dan biasanya berlangsung sekitar lima hingga 10 hari," kata Rizal.

Di samping itu, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul satu hingga dua hari sebelum kehadiran ruam lepuh pada kulit. Misalnya seperti demam, sakit kepala, kehilangan selera makan, hingga kelelahan dan perasaan tidak sehat secara umum.

BACA JUGA: Kemenkes Prediksi Ada 3.600 Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Cegah dengan Cara Ini!

Sebagai penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus Varicella-zoster, cacar air sangatlah menular kepada orang yang belum pernah mengidapnya. Selain itu, mereka yang belum divaksin cacar juga sangat rentan untuk tertular.

"Jadi, perbedaan yang paling utama antara kedua jenis cacar ini adalah gejalanya. Cacar monyet menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening, sementara cacar air tidak," jelasnya.

Tingkatkan PHBS

Secara terpisah, Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Ngabila Salama mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan tata laksana penanganan cacar monyet guna mencegah dan menanggulangi penyebaran virus cacar monyet.

"Kemenkes RI dan Pemprov DKI melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), dan respond (tanggap) untuk cegah wabah," katanya.

Dia mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit cacar monyet, termasuk di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun usai aktivitas, menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual secara aman, sehat, dan bersih, serta menghindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menko Airlangga Isi Kuliah Tamu di LSE: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas 2045

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement