Advertisement
Ini Perbedaan Gejala Cacar Monyet, Cacar Air dan Campak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Belakangan masyarakat kembali dihebohkan terkait kasus cacar monyet. Meski jarang terjadi, cacar monyet menjadi salah satu penyakit berbahaya dan sangat menular sehingga perlu diwaspadai.
Praktisi kesehatan spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika dokter Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan adanya perbedaan gejala penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak.
Advertisement
Dalam seminar mengenai pencegahan cacar monyet yang diikuti secara daring dari Jakarta, dia menjelaskan bahwa cacar monyet antara lain ditandai dengan gejala berupa demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius serta ruam setelah satu sampai tiga hari.
BACA JUGA: Heboh Kasus Cacar Monyet, Dinkes Bantul Minta Warga Waspada Meski Belum Ada Temuan
"Pada cacar air, demam hingga 39 derajat Celsius dengan ruam setelah nol sampai dua hari. Sedangkan campak, demam tinggi hingga 40,5 derajat Celsius dengan ruam setelah dua sampai empat hari," katanya dikutip dari Antara, Jumat (27/10/2023).
Perberaan Jenis ruam gejala cacar monyet, cacar air, dan campak
Pada cacar monyet, ruam yang muncul bisa berupa makula (lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran hingga 0,5 cm) dan papula (lesi padat dan timbul dengan ukuran hingga 0,5 cm), vesikel (lesi bintik dengan cairan), pustula (lesi mirip luka lepuh berisi nanah), dan krusta (kerak mengering pada luka).
Putu mengatakan bahwa cacar monyet menimbulkan jenis ruam yang sama di seluruh anggota tubuh pada fase akut (0-5 hari pertama) maupun fase erupsi (1-3 hari setelah timbul demam).
Sedangkan pada cacar air, dia menyebutkan, ruam hanya berbentuk makula, papula, dan vesikel pada berbagai fase.
"Kemudian, pada campak, jenis ruam merupakan ruam non-vesikel di berbagai fase," katanya.
Putu juga mengemukakan adanya perbedaan yang signifikan pada perkembangan ruam akibat cacar monyet, cacar air, dan campak.
Menurut dia, pada penderita cacar monyet perkembangan ruam terjadi secara lambat (3-4 minggu) sedangkan pada penderita cacar air dan campak perkembangan ruam terhitung cepat, terjadi dalam hitungan hari.
BACA JUGA: Kasus Cacar Monyet, Dinkes Sleman: Kami Waspadai, Masyarakat Jaga Kondisi
Dia mengatakan bahwa ketiga penyakit itu pun menimbulkan distribusi ruam yang berbeda.
Pada cacar monyet, kata dia, distribusi ruam berawal dari kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, serta muncul pula pada telapak tangan dan kaki.
Adapun pada cacar air, ia melanjutkan, distribusi ruam dimulai dari kepala, padat di tubuh, dan tidak muncul pada telapak tangan dan kaki.
"Pada penyakit campak, distribusi ruam dimulai di kepala dan menyebar ke bawah dan dapat mencapai tangan dan kaki," katanya.
Penampakan Khas Cacar Monyet, Cacar Air dan Campak
Selain itu, Putu memaparkan penampakan khas dari masing-masing penyakit. Cacar monyet memiliki penampakan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), cacar air memiliki ruam yang gatal, serta campak memiliki koplik spots, bintik putih yang muncul pada area mulut.
Menurut dokter Rizal Fadli dikutip dari halodoc.com, cacar monyet dan cacar air sekilas memiliki penampakan visual yang hampir sama. Meski begitu, ada beberapa perbedaan yang terletak pada jenis virus, gejala, dan perkembangan keduanya.
"Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, sedangkan cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster," paparnya.
Rizal menyebut penyakit cacar monyet biasanya menimbulkan beberapa gejala secara klinis seperti demam, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis.
Cacar monyet merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari dua hingga empat minggu. Hanya saja pada cacar monyet yang parah dapat berujung mengancam keselamatan jiwa.
"Adapun cacar air atau chickenpox, gejalanya dapat berupa ruam gatal dengan lepuh kecil berisi cairan. Ruam melepuh tersebut akan muncul 10 hingga 21 hari setelah terpapar virus dan biasanya berlangsung sekitar lima hingga 10 hari," kata Rizal.
Di samping itu, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul satu hingga dua hari sebelum kehadiran ruam lepuh pada kulit. Misalnya seperti demam, sakit kepala, kehilangan selera makan, hingga kelelahan dan perasaan tidak sehat secara umum.
BACA JUGA: Kemenkes Prediksi Ada 3.600 Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Cegah dengan Cara Ini!
Sebagai penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus Varicella-zoster, cacar air sangatlah menular kepada orang yang belum pernah mengidapnya. Selain itu, mereka yang belum divaksin cacar juga sangat rentan untuk tertular.
"Jadi, perbedaan yang paling utama antara kedua jenis cacar ini adalah gejalanya. Cacar monyet menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening, sementara cacar air tidak," jelasnya.
Tingkatkan PHBS
Secara terpisah, Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Ngabila Salama mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan tata laksana penanganan cacar monyet guna mencegah dan menanggulangi penyebaran virus cacar monyet.
"Kemenkes RI dan Pemprov DKI melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), dan respond (tanggap) untuk cegah wabah," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit cacar monyet, termasuk di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun usai aktivitas, menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual secara aman, sehat, dan bersih, serta menghindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca BMKG: Daftar Kota Besar Diguyur Hujan Hari Ini
- 3 OPD Kulonprogo Masih Dijabat Plt, Sekda: Belum Mendapat Arahan Pak Bupati
- Pemkab Gunungkidul Targetkan Penurunan Kemiskinan 0,34 Persen di Tahun Ini
- Puluhan Pelajar di Kulonprogo Dilatih Jadi Konten Kreator
- Pelaku Mafia Tanah Mbah Tupon dan Bryan Bantul Ternyata Bayar BPHTB ke Pemkab, Ini Cara Hitung Besaran BPHTB
Advertisement