Advertisement

Promo November

Suhu Tertinggi Bekukan Air, Suhu Terendah Mendidihkan, Ini Penjelasannya

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 26 September 2023 - 22:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Suhu Tertinggi Bekukan Air, Suhu Terendah Mendidihkan, Ini Penjelasannya Air terjun membeku menjadi es saat musim dingin di Provinsi Hubei di China - News.co.au

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Ternyata tidak selamanya suhu tertinggi dapat mendidihkan air dan suhu terendah dapat membekukan. Begini penjelasnnya.

Selama ini kita tahu jika air bisa mendidih pada suhu 212 derajat Fahrenheit (100 derajat Celcius) dan membeku pada suhu 32 F (0 C). Tapi nyatanya hal itu tidak selalu benar. Suhu saat air mendidih atau membeku dapat berubah bergantung pada tekanan dan faktor lainnya. Jadi dimana kita bisa menemukan air dengan suhu didih paling dingin dan suhu beku terpanas?

Advertisement

Untuk titik didih air paling rendah, kita harus mencari tempat yang udaranya paling tipis.

“Untuk titik didih air, ada sedikit ketergantungan pada kelembapan, tapi hampir semuanya bergantung pada tekanan,” kata Jacob Roberts, profesor fisika di Colorado State University dilansir dari Livescience.

Pengotor dalam air mempengaruhi bagaimana molekul air berinteraksi satu sama lain, yang mengubah titik di mana seluruh larutan akan mendidih.

Namun jika Anda membawa seember air ke puncak gunung, suhu air akan mendidih lebih rendah dibandingkan suhu di permukaan laut. Hal ini karena semakin sedikit tekanan atmosfer terhadap sepanci air, semakin sedikit energi panas yang dibutuhkan air untuk menguap atau berubah menjadi uap.

Secara alami, lokasi tertinggi di Bumi puncak Gunung Everest, pada ketinggian 29.031 kaki (8.849 meter) adalah tempat air mendidih paling dingin, pada suhu 154 F (68 C), menurut Lunar and Planetary Institute.

Air panas di sana, akan menghasilkan secangkir kopi yang tidak enak, karena suhu air setidaknya harus 188 F (87 C) untuk membuat minuman yang layak.

Jadi di manakah air membeku pada suhu tertinggi? Itu sedikit lebih rumit. Setidaknya untuk air murni, suhu di mana molekul-molekulnya mengendap di dalam struktur kristal es yang kaku dan relatif sedikit bervariasi terhadap tekanan. Titik beku air di bumi selalu sekitar 32 F.

Hal ini tidak berarti bahwa tekanan tidak mempengaruhi suhu beku air sama sekali hanya saja tekanan yang terjadi secara alami di permukaan planet kita tidak cukup untuk menaikkan titik beku.

Bahkan di Challenger Deep di Palung Mariana, yang berada jauh di bawah permukaan laut dibandingkan puncak Everest yang berada di atasnya, tekanannya 1000 kali lebih tinggi daripada tekanan udara di permukaan laut, menurut University College London.

Hal ini menekan air, namun tidak cukup untuk memaksa air di atas 32 F menjadi es di atas 0 derajat C, air membutuhkan hampir 10.000 kali tekanan atmosfer untuk membeku, yang tidak terjadi secara alami di mana pun di Bumi.

Namun, es di permukaan laut bisa terbentuk jika suhu udara berada di atas titik beku, berkat pendinginan radiasi. Selama beberapa generasi, fenomena ini memungkinkan penduduk di lokasi gurun membuat es tanpa listrik atau suhu beku.

Selain itu, air secara perlahan memancarkan panas ke langit. Meskipun suhu udara di dekat permukaan tanah mungkin sedikit di atas titik beku, suhu atmosfer di bagian atas bisa mencapai minus 40 F (minus 40 C) pada malam tanpa awan.

Dalam hal ini, energi panas berpindah dari air yang relatif hangat ke langit malam yang sangat dingin. Kedua mekanisme tersebut bersama-sama dapat menurunkan suhu di dalam kolam hingga 32 F cukup untuk membekukan meskipun suhu udara di sekitarnya mencapai 41 F (5 C), yang jauh di atas titik beku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina

News
| Jum'at, 22 November 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement