Advertisement

Agar Tak Berbahaya, Kapan Waktu yang Tepat Menyantap Camilan?

Newswire
Kamis, 21 September 2023 - 09:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Agar Tak Berbahaya, Kapan Waktu yang Tepat Menyantap Camilan? Pedagang camilan seafood di Parangtritis. - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Makanan ringan tak selalu berbahaya untuk kesehatan karena bergantung kepada apa yang dipilih untuk dikunyah di antara waktu makan serta waktu menyantapnya.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Nutrition seperti disiarkan Medical Daily, Rabu (20/9), menemukan bahwa menyantap camilan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular.

Advertisement

BACA JUGA: Pisang Goreng Indonesia Jadi Camilan Terenak di Dunia, Kalahkan Argentina & Jerman

Peneliti dari School of Life Course and Population Sciences dan ZOE, sebuah program nutrisi yang dipersonalisasi di London, menunjukkan menyantap makanan ringan setelah jam 21.00 berhubungan dengan indikator darah yang terkait kesehatan yang buruk.

Untuk sampai pada temuan itu, tim peneliti mengevaluasi kebiasaan mengudap 854 orang dan menemukan sekitar 95% partisipan mempunyai kebiasaan memakan camilan. Lalu, sebanyak 47% di antaranya makan dua kali sehari dan 29% makan lebih dari dua kali sehari.

Selain itu, sekitar 26% partisipan mengonsumsi makanan utama yang sehat, namun, mengonsumsi camilan berkualitas buruk. Sebagian besar mereka memilih makanan ringan seperti kue kering, buah, biji-bijian, keju dan mentega, kue dan pai, serta granola atau sereal batangan.

BACA JUGA: Tak Cuma Segar dan Enak, 10 Camilan Ini Bisa Hilangkan Lemak Perut Anda

Para peneliti menemukan bahwa menyantap camilan tidak berbahaya, namun, dengan mengonsumsi pilihan makanan tinggi lemak dan gula, efek positif dari makanan sehat akan hilang.

Sementara itu, orang-orang dalam studi yang memakan camilan setelah jam 21.00 cenderung memilih makanan yang tinggi lemak dan tinggi gula. Makanan tinggi energi itu dikaitkan dengan indikator darah yang lebih buruk jika dibandingkan dengan makanan ringan yang dikonsumsi pada waktu lain.

Menurut peneliti, mengganti makanan manis, makanan olahan dan minuman manis dengan makanan ringan bergizi seperti buah dan sayuran segar utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian dapat membantu meningkatkan kesehatan kardiometabolik dan kontrol glikemik.

"Memastikan kita mengonsumsi makanan seimbang yang terdiri dari buah, sayuran, protein, dan kacang-kacangan adalah cara terbaik untuk meningkatkan kesehatan,” kata penulis studi Dr. Kate Bermingham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Yenny Wahid: Ganjar-Mahfud Memprioritaskan Pelaku UMKM

News
| Minggu, 03 Desember 2023, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement