Advertisement

Kampanye Mengurangi Limbah Pakaian Bekas Digulirkan Lewat More Green Farah Button

Sunartono
Sabtu, 05 Agustus 2023 - 22:57 WIB
Sunartono
Kampanye Mengurangi Limbah Pakaian Bekas Digulirkan Lewat More Green Farah Button Perancang busana Sutardi saat mengikuti fashion show. Melalui brand miliknya ia melakukan terobosan dengan membeli kembali baju bekas untuk diolah menjadi produk fesyen. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sebuah brand Fesyen Lokal Jogja Farah Button melakukan terobosan dengan memanfaatkan daur ulang baju bekas menjadi produk fesyen menarik melalui program More Green Farah Button.  Uniknya, masyarakat atau konsumen bisa menjual atau membelanjakan kembali baju bekas atau produk fesyen ini ke gerai dengan dihargai 20 persen dari dari harga beli.

Program ini diharapkan menjadi solusi mengurangi sampah industri fesyen. Karena memanfaatkan kembali produk fesyen yang sudah tidak terpakai untuk diolah agar bernilai ekonomi.

Advertisement

"Kami menggulirkan program ini dengan tujuan untuk mengurangi limbah pencemaran industri fesyen,” kata Sutardi, pemilik sekaligus desainer Farah Button.

BACA JUGA : Tips Cara Berpakaian Modis Saat Rayakan Idulfitri 2023

Pemanfaatan daur ulang diluncurkan bersamaan dengan Bali Fashion Trend 2023 yang digelar di Discovery Mall Bali pada Sabtu (5/8/2023). Bersamaan dengan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh 10 Agustus.

Sutardi mengungkap ide menggunakan barang bekas fesyen itu berawal saat dirinya jalan-jalan ke pantai dan menyaksikan baju bekas menjadi sampah. Sebagai pelaku usaha bidang fesyen, ia pun merasa prihatin dengan kondisi tersebut dan mengkhawatirkan produknya bernasib sama atau menjadi sampah dan dibuang.

Oleh karena itu, lewat program More Green Farah Button, Sutardi mengolah limbah produk fesyen miliknya menjadi produk lain yang bernilai ekonomi.  Barang bekas fesyen itu kemudian diolah menjadi berbagai produk baru mulai dari karet rambut, bandana, tas, dan lain-lain.

"Dari barang bekas dari produk kami itu kami olah kembali menjadi produk baru dan dijual kembali," katanya.

Ia mengatakan masyarakat bisa berpartisipasi dengan menjual kembali produk fesyen atau pakaian bekas sudah rusak dan tidak terpakai ke gerai Farah Button. Dengan catatan produk pakaian tersebut bermerek Farah Button. Produk bekas ini akan dihargai 20 persen dari harga jual dalam bentuk tukar tambah.

“Konsumen bisa membelanjakan kembali, misalnya dulu beli baju sudah tidak terpakai atau rusak bisa dibawa kembali ke gerai,” katanya. 

BACA JUGA : 50 Fashion Designer Unjuk Karya di Fashion Rendezvous 2023 JCM

Terkait Bali Fashion Tren 2023 di Bali, kata Sutardi, ia mengangkat tentang Futurismo dengan delapan outfit ready to wear berbahan linen yang dirilis. Bentuknya berupa motif garis dan bitnik menjadi ciri utama yang merupakan tren fesyen era 1960-an.

Motif garis dan bitnik memberi kesan minimalis dengan modernitas dan teknologi tinggi. Maknanya ia ingin merayakan kemajuan teknologi lewat fesyen yang universal.

“Fesyen Indonesia tidak melulu harus wastra, kami berkreasi memperkenalkan motif-motif khas Indonesia, seperti motif garis yang merepresentasikan lurik tanpa menggunakan bahan lurik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan PPP Kerja Sama Hadapi Pilkada Serentak 2024

News
| Selasa, 30 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement