Advertisement

Promo November

Daging Babi Diharamkan dalam Islam! Ini Alasannya

Nugroho Meidinata
Sabtu, 29 Juli 2023 - 14:47 WIB
Jumali
Daging Babi Diharamkan dalam Islam! Ini Alasannya Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO—Alasan kenapa daging babi diharamkan dalam Islam banyak membuat penasaran berbagai kalangan. Apalagi belakangan ini banyak influencer maupun selebgram yang viral karena membuat konten kontroversial terkait daging babi.

BACA JUGA: Cegah Daging Babi, UGM akan Uji Sampel Makanan

Advertisement

Dalam hukum Islam, larangan makan daging babi tertuang dalam firman Allah di Surat Al-Baqarah ayat ke-173. Di ayat itu, Allah melarang umat Islam memakan bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah.

“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan [daging] hewan yang disembelih dengan [menyebut nama] selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa [memakannya], bukan karena menginginkannya dan tidak [pula] melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,” begitu bunyi ayat ke-173 Surat Al-Baqarah.

Lalu, kenapa alasannya babi diharamkan dalam Islam?

Mengutip keterangan dari Nahdlatul Ulama dalam laman resminya, NU online, ada yang beragumentasi keharaman daging babi karena mengandung jenis cacing yang telurnya tidak bisa mati walau sudah dimasak, sehingga tidak sehat bila dikosumsi. Selain itu, pola hidup babi yang jorok juga sering dikemukakan sebagai alasan yang memperkuat keharaman mengonsumsi babi.

Selain karena kenajisannya, keharaman mengonsumsi daging babi juga karena sifat-sifat buruknya, seperti kesenangan dan ketertarikan yang sangat kuat pada hal-hal yang dilarang dalam Islam. Setiap makanan pasti mempengaruhi orang yang memakannya, dan sifat-sifat buruk babi lambat laun pasti akan menular kepadanya.

Alasan kenapa babi diharamkan dalam Islam ini juga dijelaskan Imam Ibnu Hajar al-Haitami.

“Ulama berkata: ‘Dan mengonsumsi babi hukumya haram karena makakan akan menjadi jauhar (zat) pada tubuh orang yang memakannya, lalu ia pasti akan terpengaruh oleh akhlak dan sifat apa yang dimakannya. Padahal babi diciptakan sejak awal denga nmempunyai sifat-sifat yang sangat tercela, di antaranya kesenangan dan ketertarikan yang sangat kuat pada hal-hal yang dilarang dan tidak adaya rasa ghairah atau kecemburuan padanya. Karenanya orang diharamkan memakanya agar sifat-sifat buruk babi itu tidak tumbuh pada dirinya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah

News
| Sabtu, 23 November 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement