Advertisement
Awas! Saraf Kejepit Rentan Dialami Kaum Rebahan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kaum rebahan atau orang yang jarang bergerak disinyalir lebih rentan mengalami saraf kejepit atau pinched nerve, yakni kondisi dimana saraf terjepit, tertekan, atau mengalami tekanan berlebihan di sepanjang jalur normalnya.
Hampir semua bagian tubuh dapat mengalami saraf terjepit antara lain termasuk tulang belakang, leher, bahu, lengan, pinggul, atau kaki.
Advertisement
Hubungan antara kaum rebahan dengan risiko terjadi saraf terjepit ini dijelaskan oleh I Made Buddy seorang spesialis Ortopedi & Traumatologi. Dimana minimnya gerakan atau kegiatan fisik mengakibatkan otot-otot menjadi lemah dan kaku sehingga meningkatkan risiko saraf terjepit.
“Jarang gerak ini berarti memiliki arti yang sama dengan jarang olahraga. Semua gerakan yang ada di tubuh kita baik itu sendi perlu itu perlu exercise demi mencegah penuaan diri,” ujar sang spesialis tulang belakang melansir dari Bisnis-jaringan Harianjogja.com.
Buddy melanjutkan, jarang gerak atau kurangnya aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penuaan dini pada tulang serta meningkatkan risiko osteoporosis, suatu kondisi tulang menjadi rapuh, tipis, dan rentan terhadap patah tulang.
Baca juga: Long Weekend di Jogja, Ada Kotabaru Selain Malioboro Lho
Berbagai perubahan pada tubuh dapat terjadi akibat penuaan dini, salah satunya bantalan tulang belakang disebut juga sebagai diskus intervertebralis, berfungsi memberikan fleksibilitas dan penyerapan kejutan saat bergerak.
Diskus intervertebralis akan mengalami degenerasi dan kehilangan elastisitasnya seiring bertambah usia, hingga akhirnya diskus menjadi lebih rapuh serta rentan terhadap kerusakan atau herniasi.
Herniasi diskus kondisi saat inti jaringan dalam diskus menonjol keluar lewat retakan atau robekan pada lapisan luar diskus. Herniasi yang terjadi di dekat saraf tulang belakang, akan menambah tekanan pada saraf lalu menyebabkan saraf terjepit.
Akibat penuaan lain pada orang yang lebih dewasa dapat pula menyebabkan perubahan pada jaringan tulang belakang, seperti pengapuran sendi (osteoartritis) atau peningkatan kekakuan pada tulang belakang yang ikut andil meningkatkan risiko saraf terjepit.
Namun, perlu diperhatikan bahwa kondisi seperti herniasi diskus atau saraf terjepit tidak hanya berkaitan dengan penuaan dini, tetapi juga berpotensi dialami berbagai kelompok usia.
Buddy menambahkan terdapat banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko terjadinya saraf kejepit seperti faktor genetik, gaya hidup, dan cedera sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polri Klaim Selesaikan 3.326 Kasus Premanisme dalam Operasi Serentak
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Soal Kelanjutan Rencana Pengembangan Wisata Malam Parangtritis, Begini Kata Dispar DIY
- Jalan Tegalsari-Klepu Kokap Penghubung YIA-Borobudur Hanya Diperbaiki 4 Kilometer, Ini Alasannya
- Pendaftar Sekolah Rakyat Sonosewu dan Purwomartani Tembus 700 Orang, Dinsos Gelar Verifikasi Lapangan
- Cak Imin Resmikan SPPG BUMDes Tridadi Sleman
- Warga Kasihan Jadi Korban Penipuan Modus Balik Nama Sertifikat
Advertisement