Advertisement

Apartemen Ini Punya Kisah Unik, Penghuninya Menolak Dibongkar Hingga Gedungnya Berdiri Dikelilingi Jalan Layang

Lajeng Padmaratri
Rabu, 31 Mei 2023 - 14:27 WIB
Lajeng Padmaratri
Apartemen Ini Punya Kisah Unik, Penghuninya Menolak Dibongkar Hingga Gedungnya Berdiri Dikelilingi Jalan Layang Ada daya tarik yang tidak biasa di Guangzhou, Cina. Di sana, berdiri sebuah gedung apartemen delapan lantai yang dikelilingi jalan layang yang padat. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, GUANGZHOU—'Nomor 28 di Yongxing Jie' menjadi daya tarik yang tidak biasa di Guangzhou, Cina. Di sana, berdiri sebuah gedung apartemen delapan lantai yang dikelilingi jalan layang yang padat.

Melansir Oddity Central, sejumlah bangunan yang ada di Distrik Haizhu, Guangzhou itu mulanya dijadwalkan dibongkar pada 2008 untuk memberi ruang bagi jalan baru. Sementara sebagian besar penghuni mencapai kesepakatan dengan pengembang dan memutuskan untuk menjual rumah mereka dan pindah, tiga penghuni gedung apartemen kuning yang sekarang terkenal melakukan tawar-menawar yang lebih keras. Mereka menolak untuk meninggalkan rumah mereka kecuali tuntutan mereka dipenuhi.

Advertisement

Pada akhirnya, pengembang memutuskan untuk mengabaikan negosiasi dan malah membangun jalan layang di sekitar gedung. Saat ini, kisah gedung yang dikelilingi jalan layang itu dikenal sebagai perlawanan paling gigih warga Guangzhou terhadap pengembang infrastruktur.

Gedung itu pertama kali menerima liputan berita internasional pada tahun 2015, ketika anomali perkotaan terekam dalam foto Terowongan Zhoutouzui yang baru diresmikan. Orang-orang lebih tertarik pada gedung yang terisolasi di tengah jalan layang, daripada terowongan canggih, sekaligus ketahanan tiga penghuninya yang tersisa menjadi topik berita.

Menurut sebuah artikel tahun 2017 oleh That's Mags, satu-satunya penghuni gedung apartemen delapan lantai yang tersisa adalah Guo Zhiming dan saudara laki-lakinya, yang menolak untuk pindah dari rumah seluas 30 meter persegi mereka. Pada saat itu, apartemen Guo masih dialiri air dan listrik, dan saudara-saudara memiliki terminal bus dan supermarket yang dapat dicapai dengan berjalan kaki.

“Sebagian besar penduduk menerima sekitar RMB400.000 [Rp840 juta] pada tahun 2011, yang pada saat itu cukup bagi mereka untuk membeli apartemen bekas. Jadi sebagian besar mengambil uang itu untuk membeli rumah lain,” kata Guo kepada Southern Metropolis Daily.

Guo menganggap tawaran itu belum cukup menjadi kompensasi, sehingga menolak meninggalkan rumah mereka. Kini, setelah jalan layang itu berdiri, ia tetap tinggal di apartemennya.

Gedung apartemennya bahkan punya sebutan baru, yaitu 'dingzihu' atau 'rumah paku', yaitu istilah Cina sebagai cara untuk menggambarkan rumah yang menonjol di tengah-tengah daerah yang dihancurkan, dan pemiliknya menentang penggusuran yang diperintahkan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Oddity Central

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia

News
| Senin, 06 Mei 2024, 12:07 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement