Advertisement

Keresahan Dang Ja Akan Masonic Dituangkan dalam Novel Wisomongso

Galih Eko Kurniawan
Senin, 15 Mei 2023 - 15:07 WIB
Galih Eko Kurniawan
Keresahan Dang Ja Akan Masonic Dituangkan dalam Novel Wisomongso Dang Ja bersama novel Wisomongso. - Harian Jogja - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Keresahan seniman Dang Ja terhadap era new age yang dikuasi masonic dituangkan ke dalam novel fiksi barunya yang berjudul Wisomongso.

Dari perjalanan panjang yang dia lalui selama ini, Dang Ja merasa makhluk-makhluk berakal tidak hanya manusia dan jin. Dengan langit yang tidak terbatas, maka sangat mungkin ada dan tak terhitung bumi-bumi di langit yang diciptakan Tuhan yang Maha Tunggal.

Advertisement

“Wisomongso sebagai pintu makhluk berakal mengenali kebesaran Tuhan yang tak terbatas. Kenyataan yang terpaku pada penciptaan beberapa bumi lain di atas pegunungan Jawa dan persis disejajarkan di bawah Kahyangan para Dewa,” tuturnya kepada Harian Jogja, Senin (15/5/2023).

Wisomongso menjadi buah tulisannya selama empat tahun terakhir ini. Dalam menuangkan buah pikirannya, Dang Ja rela berdiam diri di kamar, mendatangi makam eyang-eyangnya, ke Taman Sari di malam hari bahkan sampai ke Mojokerto, Jawa Timur mendatangi reruntuhan Kerajaan Majapahit.

Tak cuma bergulat dengan mencari sumber energi keramat agar bisa berkhayal sepenuhnya, novelis kelahiran Jogja ini juga mesti bergulat hebat dengan kondisinya yang mengidap penyakit lambung akut serta serangan obsessive-compulsive disorder (OCD).

“Saya perlu menyerap energi yang mampu memberi gambaran singkat bagaimana kehidupan orang-orang Jawa di masa lalu yang kemudian dikaitkan dengan khayalan banyak makhluk lain yang ditakdirkan dekat dengan kehidupan langit dan budaya Jawa,” tutur Dang Ja.

Dalam novelnya, Wisomongso diangkat dari budaya Jawa. Ide ini datang karena penulis merasa resah. Bermula dari zaman modern yang mengerdilkan budaya. Budaya tak lagi menjadi normatif yang bisa sewaktu-waktu dikenakan sebagai jubah kebanggaan, malah sebaliknya.

“Wisomongso datang untuk menggugah jiwa-sekarat orang-orang yang melangkah keluar dari garis budaya mereka karena menganggap budaya negeri asing lebih bermartabat,” ucapnya.

Wisomongso berpusat pada penjajahan yang dilakukan para dewa berwatak serakah yang menguasai Kahyangan Utara. Para dewa buruk rupa, yang sebagian dilahirkan dari perkawinan di luar puritan seperti korban pemerkosaan dan hanya dilandasi nafsu birahi tanpa adat pernikahan yang melibatkan restu Sang Pencipta.

Wisomongso

Wisomongso menyepakati langit tidak punya batas dan justru aneh jika tidak ada makhluk berakal yang hidup di sana. Waham itulah yang penulis suntikkan ke pembuluh darah Wisomongso. Dang Ja merasa mengemban tugas untuk menggubah karangan yang mengalami produksi wacana sekaligus dipatenkan kebenarannya.

Langit memang tidak terbatas tetapi penulis yakin kahyangan layak mendapat pembagian wilayah seperti halnya tempat hidup makhluk berakal lainnya. Kahyangan merupakan tempat tinggal para dewa meskipun dalam Wisomongso, sebutan hanya sebatas nama yang diberikan pada para makhluk penghuni pertama. Makhluk-makhluk yang tercipta dari api bernama Dewa Satajumunm yang mewariskan nama pertamanya pada keturunannya.

Hingga kini dunia Wisomongso mengenal makhluk-makhluk yang diciptakan Tuhan dengan unsur api terbesar itu sebagai dewa, dan dewi untuk kaum perempuan. Para dewa itu mengawinkan kaum wingganggi dengan seorang ratu Kahyangan Utara sehingga lahirlah kaum klayang yang kelak menjadi musuh, menentang eksistensi Wingganggi.

Untuk bisa mendapatkan karya barunya dari Dang Ja, pencinta novel fiksi bisa berkunjung ke Tokopedia ataupun Shopee di akun Dang Ja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement