Kenali Dua Jenis Gangguan Tidur dan Cara mengatasinya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Tidak bisa tidur alias insomnia bukan satu-satunya gejala gangguan tidur. Ada satu lagi yaitu sleep apnea. Dua gangguan tidur ini memengaruhi kualitas tidur Anda dan bisa memicu beragam gangguan kesehatan.
Dilansir dari healthline.com, insomnia ditandai dengan kesulitan untuk tidur atau mungkin sering terbangun sepanjang malam. Hal ini dapat disebabkan banyak faktor, seperti tempat tidur yang tidak nyaman atau suara bising yang berlebihan, dan kondisi kesehatan lain termasuk kecemasan dan depresi.
Advertisement
Adapun sleep apnea yang ditandai dengan pernapasan yang tidak konsisten saat tidur sehingga tubuh akan terbangun untuk bernapas. Orang yang mengalami ini napasnya akan menjadi pendek atau berhenti sama sekali. Jika tidak diobati, kedua kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan lainnya dalam tubuh Anda.
Meskipun insomnia dan sleep apnea adalah dua kondisi yang berbeda, gejala antara keduanya memiliki kemiripan. Hal tersebut meliputi sakit kepala di pagi hari, rasa ngantuk di siang hari, kesulitan berkonsentrasi, mudah lupa, mudah marah, dan perubahan suasana hati.
Insomnia tidak menyebabkan sleep apnea, tetapi sleep apnea dapat menyebabkan insomnia. Insomnia akut dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
- stres atau kecemasan
- bekerja shift larut malam atau dini hari
- memiliki jadwal tidur yang tidak teratur atau kebersihan tidur yang buruk
- Minum kopi atau alkohol pada sore hari atau sebelum tidur
- tidur di tempat baru
- jet lag
Adapun insomnia kronis yang dapat terjadi dengan sendirinya yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius seperti sakit punggung, GERD, kecemasan, depresi, diabetes, gangguan bipolar, skizofrenia, hipertiroidisme, penyakit kardiovaskular, menopause, radang sendi, penyakit alzheimer, penyakit Parkinson, dan kanker.
Sleep apnea biasanya diakibatkan oleh kondisi kesehatan lain yang menjadi penyebabnya, seperti asma, fibrosis paru, hipotiroidisme, akromegali, stroke, gagal jantung atau ginjal, dan PCOS. selain itu, sleep apnea sentral berkaitan dengan opioid, pola pernapasan yang tidak normal, penyakit parkinson, osteoartritis, spondilosis serviks, stroke, gagal jantung atau serangan jantung, dan radang otak.
Ada banyak kasus insomnia yang dapat diperbaiki dengan menciptakan kualitas tidur yang baik. Tindakan atau kegiatan yang Anda lakukan di siang hari dapat mempengaruhi seberapa baik Anda tidur di malam hari.
Adapun obat yang dijual untuk membantu mengatasi insomnia jangka pendek. Adapun alat bantu tidur untuk insomnia jangka pendek ini. Namun, ada baiknya untuk konsultasi kepada dokter terlebih dahulu dan perlu diperhatikan bahwa alat bantu tersebut hanya digunakan bagi Anda yang memiliki insomnia jangka pendek saja.
Cara Mengatasinya
Bagi Anda menderita insomnia kronis, Anda mungkin mengalami kecemasan karena kurang tidur. Dokter Anda mungkin akan merujuk Anda ke terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu mengubah pemikiran Anda tentang tidur. CBT adalah pengobatan non-farmakologis yang paling efektif untuk insomnia dan telah terbukti dapat membantu penderita insomnia kronis untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Jika Anda mengalami sleep apnea, disarankan untuk konsultasi ke dokter karena kemungkinan dokter akan menyarankan agar Anda menggunakan mesin continuous positive air pressure (CPAP) saat tidur untuk membantu meringankan sleep apnea pada diri Anda. Mesin CPAP secara konsisten mendorong udara melalui hidung dan mulut Anda, menjaga lorong-lorong tetap terbuka, dan udara mengalir dengan bebas. Hal tersebut dapat membantu mencegah pernapasan yang pendek dan terengah-engah.
Untuk menghindari kedua hal tersebut, Anda dapat melakukan upaya preventif dengan mematikan ponsel, TV, dan perangkat cahaya biru lainnya satu atau dua jam sebelum tidur, olahraga pagi, memperhatikan kadar konsumsi kopi dan alkohol, menghindari tidur siang yang lama, dan makan larut malam.
Namun, bagi Anda yang mengalami salah satu dari kedua hal tersebut, Anda dapat mengobatinya dengan berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk mengetahui lebih lanjut. Diagnosis yang tepat, bersama dengan pilihan pengobatan yang tepat, dapat membantu Anda mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Advertisement
Advertisement