Pakar dari UGM: 50% Warga yang Periksa ke Dokter Alami Gangguan Mental
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pakar kesehatan mental Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayi Suryo Prabandari menyebut hampir 50 persen masyarakat di Indonesia yang memeriksakan diri ke dokter terkait dengan gangguan kesehatan mental.
"Hampir 50 persen pasien yang datang ke dokter itu berhubungan dengan psikologi," ujar Yayi Suryo melalui keterangan tertulis di Jogja, Selasa (14/10/2023).
Advertisement
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, ia menyebut lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Menurut Yayi, para orang tua, guru, serta lingkungan sekitar perlu mengetahui gejala awal bagi orang yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Gejala awal gangguan kesehatan mental, kata dia, dapat dilihat dari munculnya beberapa penyakit tertentu sampai menimbulkan stres, karena adanya perasaan tertekan, cemas atau tegang, sehingga menuntut tubuh seseorang untuk melakukan penyesuaian.
"Dalam kondisi stres yang berkepanjangan perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang profesional," katanya.
Penyebab timbulnya stres, menurut Yayi, bisa disebabkan oleh pekerjaan hingga faktor ekonomi, relasi hubungan dengan pasangan dan orang tua yang tidak harmonis.
Ia menyampaikan bahwa gangguan kesehatan mental bisa menimbulkan dampak pada gangguan secara fisik, pikiran dan emosional.
Adapun gejala umum stres yang ditemui pada gangguan fisik adalah mudah kelelahan, pusing, diare, tekanan darah naik, mual, sakit di dada, gemetar, sakit perut, sulit tidur, susah bernafas, peningkatan detak jantung, dan gatal-gatal di kulit.
Sementara itu, gangguan pikiran ditunjukkan adanya sulitnya konsentrasi, mudah lupa, sulit mengambil keputusan, distorsi, berpikir irasional, sulit mengingat, paranoia, kesulitan menyelesaikan masalah, dan gagal fokus.
Sedangkan gangguan pada emosional, lanjut dia, dapat dilihat dari tanda seseorang itu mudah marah, menarik diri, banyak absen (tidak hadir), sering terlambat, terlalu sensitif, makanan yang kompulsif, menyelesaikan masalah dengan pelarian ke minuman keras, obat dan rokok.
Selanjutnya, gangguan dalam hubungan interpersonal dan perubahan pada pola tidur dan pola makan.
Yayi mengatakan jika dibiarkan berlarut, tingkat stres yang berlebihan bisa menjurus pada kondisi depresi dengan adanya gejala munculnya perasaan sedih yang berlebihan, kehilangan minat dan kesenangan, perasaan merasa tidak berguna, gangguan tidur dan gangguan selera makan, menjadi tidak bersemangat, mengalami konsentrasi rendah dan perasaan tidak berdaya.
"Depresi ini sangat berbahaya jika punya ide bunuh diri, dimulai dari mengurung diri, maka bisa memunculkan seseorang untuk ide bunuh diri," kata dia.
BACA JUGA: Banjir Menerjang Gunungkidul! Sejumlah Sekolah Ditutup, Siswa Belajar dari Rumah
Menurut dia, gejala awal gangguan kesehatan mental perlu disosialisasikan pada orang tua dan guru di sekolah, sehingga bisa mendeteksi jika ada remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental di awal.
"Bisa identifikasi, gejala depresi ringan dan sedang bisa konsultasi dengan profesional. Sayangnya tidak semua daerah punya psikolog di Puskesmas, apalagi ini belum menjadi program prioritas nasional," ujar dia.
Sebagai Ketua Health Promoting University (HPU) UGM, Yayi menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan banyak kampus yang tergabung dalam jejaring kampus sehat untuk melakukan kegiatan pengabdian edukasi dan sosialisasi soal menjaga kesehatan mental di masyarakat.
"Apalagi Fakultas Psikologi di Indonesia itu ada lebih dari 100," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral Ratusan Burung Pipit Ditemukan Mati di Bandara Ngurah Rai, Ini Penjelasan BKSDA
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kampanye Terakhir Harda-Danang sapa Pendukungnya dengan Senam Sleman Sehat
- Masuk Masa Tenang, Satpol PP Gunungkidul Mulai Copoti APK Paslon
- BMKG DIY Prediksi Hujan Terjadi pada Hari Pemungutan Suara 27 November 2024
- Tersengat Listrik, Warga Nanggulan Kulonprogo Meninggal Dunia
- Anggaran Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Rp26 Miliar Masuk ke BTT APBD 2025
Advertisement
Advertisement