Teater Dokumenter Lidah Pengikat Bangsa Tampilkan Kuliner Akulturasi Budaya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebuah teater documenter bertajuk Lidah Pem(ng)ikat Bangsa bakal dipentaskan di dua kota pada bulan ini. Teater ini dipertunjukkan secara ringkas di Kantor PKBI DIY pada Sabtu (3/2/2023) malam.
Secara khusus pementasan utuh akan dilakukan di Kedai Kebun Forum, Kota Jogja pada 10 dan 11 Februari 2023 dan di Padepokan Seni Mayang Sunda pada 17 Februari 2023 mendatang. Adpaun durasinya sekitar 45 menit.
Advertisement
Sutradara Teater Dokumenter Verry Handayani mengatakan cerita yang diangkat dalam teater yang akan dipentaskan ini lebih fokus tentang makanan yang sering menjadi media akulturasi budaya. Menurutnya makanan atau masakan yang terhidang hakekatnya bukan semata hanya soal perut dan ranah domestik.
BACA JUGA : NgayogyaMantra, Disbud DIY Apresiasi Kehadiran 50 Tahun ...
Akan tetapi bisa menjadi media diplomasi, seperti halnya sate kambing dan nasi rames khas Madura pernah dihidangkan kepada tamu negara dalam acara Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka tahun 1955. Secara khusus dalam teater itu mengangkat empat jenis makanan dan minuman yaitu bir plethok, wedang ronde, gado-gado dan lonthong cap go meh. Keempat makanan ini dinilai merupakan produk dari akulturasi.
“Pemilihan keempat jenis makanan ini melalui riset lebih dahulu melibatkan pakar dan sejarawan. Misalnya makanan ini termasuk akulturasi bukan, kami coba teliti dan mencari narasumber. Seperti gado-gado ini ada versi yang dulunya berasal dari portugis,” katanya Sabtu.
Teater dokumenter merupakan satu bentuk pertunjukan teater menggunakan dokumen sejarah, arsip, reportase surat kabar dan verbatim sebagai sumber utama penulisan cerita. Pertunjukannya melibatkan aktor muda sebagai peneliti sekaligus penampil yang meniru narasumber atau mimesis. Di antaranya, Anggun Oktavia Mei Riasari, Dinarto Ayub Marandi, Muhammad Ramdan, Regina Gandes Mutiary, dan Sulaiman Gumilang.
BACA JUGA : Jubah Macan Sukses Tampilkan Teater tentang Kesetiaan
Para aktor akan berdialog sambil memasak, membicarakan nilai kultural, dan implikasi politis yang dibawa oleh hidangan yang dipresentasikan. Selain mendapatkan kesan visual dan emosional, sensasi aroma masakan dihadirkan di atas panggung serta lidah penonton akan diajak mencicipi kuliner akulturasi.
“Pertunjukan kali ini, saya melibatkan beberapa aktor muda di Jogjaa. Semoga karya ini bisa menjadi bagian dari mengenalkan kuliner nusantara dengan cara yang berbeda,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
- Pasangan Agung-Ambar Tutup Kampanye dengan Pesta Rakyat
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
Advertisement
Advertisement