Advertisement
Doyan Makanan Mengandung Tepung? Ini Efek Buruknya...
![Doyan Makanan Mengandung Tepung? Ini Efek Buruknya...](https://img.harianjogja.com/posts/2023/02/04/1125276/tepung-terigu.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Orang yang mengonsumsi tepung setiap hari memiliki risiko terserang obesitas, hipertensi, hingga penyakit kanker.
Dilansir dari chriskresser, Jumat (3/2/2023), tepung olahan tidak baik bagi kesehatan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi tepung bisa meningkatkan risiko banyak kondisi kesehatan, termasuk penambahan berat badan dan obesitas, sindrom metabolik, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penurunan kognitif, kecanduan makanan, depresi, kanker, dan jerawat.
Advertisement
Simak risiko buruk mengonsumsi tepung bagi kesehatan:
1. Penambahan Berat Badan dan Obesitas
Penelitian di Amerika Serikat mencatatkan bahwa tepung bisa menyebabkan obesitas, ada dua dari tiga orang dewasa Amerika saat ini diklasifikasikan mencatatkan kelebihan berat badan atau obesitas.
Tepung olahan bisa meningkatkan lemak dalam tubuh dan merusak oksidasi lemak. Tepung olahan dapat memicu mikrobiota usus yang meradang, atau peradangan yang disebabkan oleh bakteri di usus, suatu kondisi yang mendorong disfungsi metabolisme dan penambahan berat badan.
2. Sindrom Metabolik dan Diabetes Tipe 2
Orang-orang yang mengonsumsi tepung, bisa mengalami pradiabetes tipe 2 yang masuk dalam kondisi parah. Asupan karbohidrat olahan merupakan faktor risiko resistensi insulin.
Pakar diet merekomendasikan masyarakat untuk mengganti tepung menjadi produk biji-bijian olahan dengan biji-bijian utuh untuk mengurangi risiko sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.
3. Hipertensi
Makanan mengandung tepung menjadi salah satu penyumbang tekanan darah tinggi (hipertensi) yang paling signifikan adalah resistensi insulin. Konsumsi karbohidrat olahan dapat mengganggu hubungan antara glukosa dan insulin dan pada akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau memperburuk hipertensi yang ada.
4. Penyakit Kardiovaskular
Selama beberapa dekade, lemak makanan bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular, kesalahan yang menyebabkan pengembangan pedoman diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat yang terkenal di Amerika Serikat.
Sayangnya, kami sekarang memahami bahwa pedoman ini, yang membuat orang Amerika mengonsumsi lebih banyak karbohidrat olahan, mungkin telah memperburuk epidemi penyakit kardiovaskular.
5. Kanker
Hubungan antara makanan yang mengandung tepung dengan kanker ternyata cukup erat. Artikel di PLOS Biology menerbitkan dokumen internal yang menunjukkan bahwa bukti adanya hubungan antara gula dan kanker sengaja ditutup-tutupi oleh industri gula beberapa dekade yang lalu.
Ada juga penelitian yang mendukung bukti adanya hubungan antara karbohidrat olahan, seperti tepung olahan, dan risiko kanker. Asupan karbohidrat olahan yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, usus besar, dan endometrium yang sedang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182762/migas.jpg)
Tingkatkan Cadangan Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Gandeng Perusahaan China
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Dinkes Buka Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Selama Bantul Creative Expo 2024 di Pasar Seni Gabusan
- Anggaran Terbatas Jadi Kendala Pembentukan Kalurahan Tangguh Bencana di Bantul Tahun Ini
- Sejarah Terulang, Pembangunan Talud dan Pagar Makam di Kampung Mrican Menjadi Sasaran TMMD
- Coklit Rampung 100 Persen, KPU DIY Segera Menyusun DPS Pilkada 2024
- Terlibat Mafia Tanah Kas Desa, Lurah Caturtunggal Agus Santoso Segera Dipecat
Advertisement
Advertisement