Marak Kasus Penculikan, Ini Olahraga Bela Diri untuk Tameng Anak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Akhir-akhir ini Jogja marak dengan pemberitaan kasus penculikan anak. Meski masih sebatas dugaan namun menimbulkan keresahan dan menambah kewaspadaan bagi orang tua.
Beberapa kasus telah terjadi di Jogja belum lama ini antara lain tiga siswa SDN Tajem yang nyaris diculik dua laki-laki sepeda motor mengaku teman ayah mereka, EHP bocah berusia sembilan tahun di Mantrijeron yang dikejar pelaku penculikan hingga depan rumah, dan siswa SDN Gendengan mendapat permen dari orang asing yang diduga hendak melakukan percobaan penculikan.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Selain pengawasan yang ketat, orang tua dapat melakukan upaya pencegahan lain seperti membekali anak dengan kemampuan bela diri untuk melindungi diri.
Baca juga: Ada 4 Simpang Susun di Tol Jogja-YIA, Ini Titik Lokasi dan Fungsinya!
Berikut olahraga bela diri untuk menjadi tameng anak dari kasus penculikan:
1. Taekwondo
Seni bela diri asal Korea Selatan ini salah satu jenis olahraga yang dapat diikuti anak sejak usia dini dan cukup populer di Indonesia. Fokus Taekwondo pada tendangan kaki yang tinggi dan pukulan yang cepat, sesuai dengan maknanya dimana dalam bahasa Korea, “tae” memukul atau menghancurkan dengan kaki, “kwon” memukul atau menghancurkan dengan kepala tangan, dan “do” berarti jalan.
Selain dapat melindungi anak Taekwondo membantu anak mengontrol tubuh dan dapat meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, serta keseimbangan anak.
2. Pencak Silat
Bela diri dengan unsur tradisional Indonesia ini tidak hanya mengandalkan kemampuan fisik dari seluruh bagian tubuh namun juga olah nafas yang mampu membantu anak lebih fokus serta tenang dalam menghadapi tantangan.
Selain bela diri tangan kosong, pencak silat turut mengajarkan kemampuan bela diri dengan senjata seperti Kujang, Mandau, Clurit hingga tongkat bambu. Pencak silat dapat dijumpai di negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
3. Karate
Seni bela diri asal Jepang berakar dari teknik beladiri Cina, Kempo. Karate fokus pada latihan tubuh tanpa menggunakan senjata, jika mengikuti kelas karate tradisional akan menuntun bahwa seni bela diri sebagai cara hidup, dibandingkan alat untuk melawan lawan.
Gerakan karate didominasi dengan tendangan dan pukulan tak lupa anak turut diajarkan dasar keseimbangan.
4. Aikido
Berbeda dengan seni bela diri lain, Aikido berpusat pada perlindungan diri dengan teknik “mengunci” atau tanpa tindakan agresif pada lawan. Tak heran jika aikido tidak dipertandingkan seperti olahraga bela diri lainnya.
Bela diri ini menggunakan teknik memutar dan melempar serta mengubah kekuatan serta momentum dari lawan. Penggunaan teknik ini berakar dari jujutsu.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Potret Warga Antre Pembagian Takjil Gratis di Posko Nasbung Al Abidin Solo
- Tradisi Ramadan, Jemaah Masjid Agung Banyuwangi Tadarus dengan Al Quran Raksasa
- Demo Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja, Mahasiswa Geruduk Gedung DPR
- Salah Paham Berujung KDRT & Penyekapan Guru PPPK Wonogiri, Begini Kronologinya
Berita Pilihan
Advertisement

Prakiraan Cuaca DIY, Jumat 31 Maret 2023: Siang Ini, Sleman dan Kota Jogja Hujan Petir
Advertisement

Deretan Warung Sate di Seputaran Imogiri, Serbu Saat Buka Puasa!
Advertisement
Berita Populer
- DPRD Gunungkidul Bahas Tiga Raperda Sekaligus
- Anak Muda Diperkenalkan Wayang Lewat Animasi Srikandi
- Dinilai Belum Standar, Lokasi Pembangunan IPA Seropan Diperluas
- Larang Baju Bekas, Pemerintah Harus Perhatikan Kebutuhan Sandang Warga Miskin
- Begini Progres Konstruksi dan Pembebasan Lahan Tol Jogja Bawen
Advertisement