Advertisement

Bermain Rubik Bisa Melatih Logika? Ini Kata Paguyuban Rubik Jogja

Sirojul Khafid
Selasa, 17 Januari 2023 - 10:27 WIB
Sunartono
Bermain Rubik Bisa Melatih Logika? Ini Kata Paguyuban Rubik Jogja Kegiatan Paguyuban Rubik Jogja. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Bermain rubik lebih dari sekadar menyusun warna. Permainan ini juga melatih logika dan memecahkan masalah. Tanggal 14 Februari sebagai hari peringatan valentine tentu sudah banyak orang tahu. Namun bagi beberapa orang, khususnya pecinta rubik di Jogja, tanggal itu juga istimewa sebagai hari lahirnya Paguyuban Rubik Jogjakarta (PRJ).

Bermula dari kesamaan hobi bermain rubik, beberapa orang bertemu di forum Kaskus. Obrolan online itu kemudian berlanjut dengan pertemuan langsung pertama PRJ pada 14 Februari 2009. Tidak hanya dari Jogja, pertemuan awal yang dihadiri lima orang juga berasal dari Solo, Magelang, dan lainnya.

Advertisement

Pertemuan demi pertemuan, agenda demi agenda, dan kompetisi demi kompetisi terus berlanjut. Kini dalam grup Facebook PRJ, sudah ada sekitar 2.200 orang yang bergabung. Pertemuan mingguan PRJ secara luring masih bertahan, dengan anggota aktif sekitar 15 orang. Semua orang bebas bergabung, tidak ada syarat tertentu.

“Dari awal berdiri, pengen merangkul ke semuanya, [makanya pake istilah paguyuban]. Kalau komunitas terkesan kaya [hanya satu] circle, kumpulan yang orangnya itu-itu aja dan eksklusif,” kata Ketua PRJ, Fayad Hafiz Attaqi, saat ditemui di Subha Foodcourt Galeria Mal, Jogja, Kamis (5/1/2023).

Anggota lama atau baru biasa berkumpul di hari Kamis. Dalam pertemuan sekali sepekan ini, para anggota saling berbagi ilmu bermain rubik. Anggota senior terbuka untuk membimbing juniornya.

Tidak hanya berbagi ilmu, pertemuan ini juga sebagai ajang meningkatkan kecepatan bermain rubik. Setiap pekan ada pencatatan waktu bermain rubik. Hal ini agar anggota bisa mengevaluasi permainan setiap pekannya.

Melatih Logika

Kebiasaan berpengaruh pada perilaku dan pola pikir. Layaknya hobi lain, rubik juga memiliki kenikmatan tersendiri. Setiap kali mengulik, pemain rubik akan berusaha mempercepat waktu dalam mengembalikan warna di setiap bagian.

Jenis dan acakan rubik menjadi tantangan tersendiri. Bermain rubik seperti menganalisis masalah, dalam hal ini melihat susunan warna, mencari solusi atau memikirkan cara agar bisa mengembalikan pada warna yang seharusnya, dan bertindak seefisien dan secepat mungkin. 

Entah sadar ataupun tidak, bermain rubik juga cara melatih logika. “Kalau bermain rubik dengan prestasi akademis di sekolah mungkin tidak ada hubungannya. Namun pemain rubik biasanya lebih mudah menangkap, daya nalarnya lebih tinggi misal dibanding yang lain. Lebih komunikatif serta lebih cepat mengabil keputusan juga,” kata Fayad.

Tantangan rubik selalu berbeda. Maka perlu analisis yang berbeda juga untuk menyelesaikan setiap masalah. Setiap langkah berdampak pada pola lainnya. Logika sebab akibat atau konsekuensi. “Tapi harus secepat mungkin mengambil keputusan,” katanya.

Meski terdengar dalam secara makna permainan, tidak jarang pemain rubik masih belia. Fayad misalnya, dia sudah bermain rubik sejak SMP. Melihat video di YouTube menjadi awal mula perkenalannya dengan rubik. Pria berusia 21 tahun asal Purwokerto ini awalnya hanya bermain sendiri di daerahnya. Belum ada komunitas atau sejenisnya.

Barulah saat kuliah di Jogja, dia bergabung dengan PRJ. Ternyata kelompok ini juga terdiri dari anak-anak berbagai kalangan baik sesama mahasiswa, anak sekolahan, dan sebagainya. Sebagian besar merupakan anal kuliahan. Justru di PRJ, Fayad bisa bertemu dengan teman pecinta rubik dari daerahnya.

Mainan Anak Kecil?

Semakin bertemu sesama pecinta rubik, pengetahuannya juga semakin bertambah. Ada belasan jenis rubik dari sisi bentuk sampai jumlah warna. Salah satu yang terumit bernama square-1. Tidak hanya berusaha membuat warna di setiap sisi sama, dalam rubik jenis ini, pemain juga perlu mengembalikan bentuknya. Bentuk bisa berubah dari kotak, menjadi layangan, bahkan bunga.

“Harga rubik yang paling murah Rp20.000. Yang paling mahal ada yang sampai Rp1,5 juta. Rubik yang mahal sudah berjenis elektronik, magnetik, sampai elastis,” kata Fayad.

Saat ini, anggota PRJ termuda sekitar umur 7 tahun. Meski tidak intens datang, ada anggota berusia 32 tahun yang kadang bergabung. Bagi yang berada di luar lingkaran pecinta rubik, tidak jarang menganggap permaian ini seperti aktivitas anak kecil. Anggota PRJ tidak jarang mendapat stigma tersebut.

“Banyak stereotip sepertu itu, apasih udah gede masih mainan kaya anak kecil,” kata Fayad. “Kita kadang enggak ambil pusing. Kadang juga kami bercandain balik, emang kamu bisa main ini? dikira mudah tapi ternyata enggak bisa.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Warga Iran Dukung Langkah Pemerintah Menyerang Israel

News
| Sabtu, 20 April 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement