Advertisement
Mengenal Terapi Stem Cell dan Kontroversinya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Belakangan, terapi stem cell mulai populer karena diklaim bisa mengobati berbagai jenis penyakit.
Lantas apa sebenarnya stem cell itu?
Advertisement
Melansir laman Dvcstem, terapi sel induk atau stem cell merupakan bentuk pengobatan regeneratif yang dirancang untuk memperbaiki sel-sel yang rusak di dalam tubuh. Caranya dengan mengurangi peradangan dan memodulasi sistem kekebalan tubuh.
Dvcstem juga menyebut terapi sel punya menjadi pilihan pengobatan yang layak untuk berbagai kondisi medis.
Melansir Mayo Clinic, sel punca adalah bahan mentah tubuh, yakni sel dari mana semua sel lain dengan fungsi khusus dihasilkan. Di bawah kondisi yang tepat di dalam tubuh atau laboratorium, sel punca membelah untuk membentuk lebih banyak sel yang disebut sel anak.
Sel anak ini menjadi sel induk baru atau sel khusus (diferensiasi) dengan fungsi yang lebih spesifik, seperti sel darah, sel otak, sel otot jantung, atau sel tulang. Tidak ada sel lain dalam tubuh yang memiliki kemampuan alami untuk menghasilkan jenis sel baru.
Penyakit apa saja yang bisa diobati oleh terapi sel Punca?
Terapi sel induk telah digunakan untuk mengobati kondisi autoimun, inflamasi, neurologis, ortopedi, dan cedera traumatis. Bahkan ada penelitian yang menunjukan terapi sel induk ini digunakan untuk pemulihan stroke, lupus ataupun multiple sclerosis.
Namun, Food and Drug Administration Amerika (FDA) AS khawatir pengobatan terapi sel induk ini dapat membahayakan pasien, sehingga FDA meningkatkan pengawasan untuk melindungi orang dari klinik sel punca yang tidak jujur dan tidak bermoral.
Hal ini dilakukan seraya berupaya terus mendorong inovasi sehingga industri medis dapat memanfaatkan potensi produk sel punca dengan baik.
Kontroversi sel punca
Mengapa ada kontroversi tentang penggunaan sel punca embrionik? Sel punca embrionik diperoleh dari embrio tahap awal sekelompok sel yang terbentuk saat telur dibuahi dengan sperma di klinik fertilisasi in vitro.
Karena sel induk embrionik manusia diekstraksi dari embrio manusia, beberapa pertanyaan dan isu telah diangkat tentang etika penelitian sel induk embrionik.
National Institutes of Health membuat pedoman untuk penelitian sel induk manusia pada tahun 2009. Pedoman tersebut mendefinisikan sel induk embrionik dan bagaimana mereka dapat digunakan dalam penelitian, dan termasuk rekomendasi untuk sumbangan sel induk embrionik.
Juga, pedoman tersebut menyatakan bahwa sel induk embrionik dari embrio yang dibuat dengan fertilisasi in vitro hanya dapat digunakan ketika embrio tidak lagi dibutuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Capaian Nyata BPJS Kesehatan, Bukti Pemerataan Layanan JKN Hingga ke Pedalaman
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca Hari Ini, Jogja dan Sekitarnya Berawan
- Subhan Nawawi Ingatkan Jangan Ada Perpeloncoan Saat MPLS
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang, Senin 14 Juli 2025
- Jadwal Bus Sinar Jaya (Malioboro-Pantai Parangtritis dan Pantai Baron Gunungkidul), Senin 14 Juli 2025
- Rencana Integrasi Puskesmas Pembantu ke Koperasi Desa Merah Putih, Dinkes Sleman Tunggu Juknis
Advertisement
Advertisement