Advertisement

Awas! Usia Penderita Sakit Jantung Kini Semakin Muda

Lajeng Padmaratri
Senin, 03 Oktober 2022 - 22:07 WIB
Arief Junianto
Awas! Usia Penderita Sakit Jantung Kini Semakin Muda Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih mengkategorikan penyakit jantung sebagai penyakit mematikan di dunia. Bahkan, kini penderitanya justru menjalar ke kalangan usia muda.

Penyakit jantung iskemik atau juga disebut penyakit arteri koroner merupakan penyakit yang diakibatkan karena terjadinya penyempitan pembuluh darah di jantung. Sumbatan pada pembuluh koroner itu akibat deposit kolesterol atau inflamasi (peradangan).

Advertisement

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Pakar kesehatan menyebut penyakit ini dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat. Tak heran jika penyakit ini kian merembet ke penderita usia muda.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia Radityo Prakoso mengemukakan gaya hidup tidak sehat seperti malas gerak hingga rokok memicu peningkatan angka kasus penyakit jantung koroner pada kalangan usia muda di Indonesia.

"Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun sebanyak 2% setiap tahunnya dari tahun 2000 sampai 2016," kata Radityo Prakoso dikutip dari Antara, Senin (3/10/2022).

BACA JUGA: Daftar Vitamin Paling Ampuh Menghadapi Flu

Dia menjelaskan peningkatan angka tersebut akibat dari prevalensi obesitas, darah tinggi, kebiasaan merokok, dan kolesterol tinggi yang dialami usia muda. Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda.

Terpisah, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Siska S. Danny mengatakan usia pasien serangan jantung di Indonesia jauh lebih muda ketimbang usia pasien di Amerika atau Eropa dan Jepang.

"Usia pasien serangan jantung di Indonesia median 57 tahun. Ini jauh lebih muda dibandingkan usia di Amerika atau Eropa antara 60-65 tahun. Di Jepang, malah lebih tua lagi," ujar dia dalam sebuah webinar dikutip dari Antara.

Menurutnya hal ini karena faktor risiko pasien di Indonesia juga tinggi, salah satunya kebiasaan merokok. Merujuk data pasien serangan jantung mencakup sembilan provinsi pada 2018-2019, sebanyak 65% pasien serangan jantung merupakan perokok. Data nasional juga menunjukkan bahwa proporsi perokok di Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.

Tak hanya itu, sebanyak 51% pasien serangan jantung di Indonesia juga mengalami hipertensi dan 27% diabetes. Hal ini ditambah adanya peningkatan angka kolesterol, kelebihan berat badan atau overweight, dan gaya hidup kurang aktif yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko terjadinya serangan jantung.

Terlalu Banyak Garam

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut 41 juta penduduk dunia meninggal akibat penyakit tidak menular setiap tahunnya. Sebanyak 17,9 juta di antaranya disebabkan penyakit jantung. Kasus meninggal akibat penyakit jantung di Indonesia setiap tahun sebanyak 651.481 penduduk.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti mengatakan ada faktor risiko lain penyebab penyakit jantung. Hal itu ialah konsumsi gula, garam, dan lemak yang tidak terkontrol.

Data Kemenkes menunjukkan 28,7% masyarakat Indonesia mengkonsumsi gula, garam, lemak melebihi batas yang dianjurkan. Batasan konsumsi gula sebanyak 50 gram per hari (4 sdm), garam sebanyak 2 gram (sdt), dan lemak sebanyak 67 gram (5 sdm).

Eva juga menyorot peningkatan prevalensi perokok pada kisaran umur 10 hingga 18 tahun. "Terjadi peningkatan hampir 200% untuk yang merokok menggunakan rokok elektrik," katanya.

Kecanggihan teknologi dan kehidupan di daerah perkotaan, juga cenderung memicu kebiasaan malas gerak. Berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Faktor Penyebab Penyakit Jantung
- Tekanan darah tinggi
- Obesitas
- Merokok
- Diabetes
- Kurang aktivitas fisik

Imbauan bagi Masyarakat
- Berhenti merokok & hindari asap rokok
- Rajin beraktivitas fisik minimal 30 menit sehari
- Diet sehat dengan kalori seimbang
- Istirahat cukup dengan durasi tidur 7-8 jam sehari
- Kelola stres dan perbanyak pikiran positif
- Cek kesehatan minimal 1 kali dalam setahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Warga Jepang Gugat Pemerintah Soal Evek Samping Vaksin Covid-19

News
| Kamis, 18 April 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement