Advertisement
Mengenal Penyakit Lesi Otak, Pengertian, dan Gejalanya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Lesi adalah area jaringan yang telah rusak karena cedera atau penyakit. Dengan kata lain, lesi otak dapat diartikan sebagai area cedera atau penyakit di dalam otak.
Pada mulanya, lesi otak mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, ketika lesi kian memburuk dari waktu ke waktu, gejalanya baru akan terlihat.
Advertisement
Walaupun jika dilihat dari definisinya lesi otak terdengar sederhana, memahami lesi otak bisa menjadi sangatlah rumit. lantas, apa sebenarnya lesi otak itu?
Apa itu lesi otak?
Lesi otak adalah jenis kerusakan pada bagian otak. Lesi dapat disebabkan oleh penyakit, trauma atau cacat lahir. Umumnya, lesi muncul di area otak tertentu. Namun tak menutup kemungkinan bila lesi dapat hadir di sebagian besar jaringan otak.
Bagaimana cara kerja otak?
Otak memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas manusia. Mulai dari mengontrol pikiran, memori, ucapan, gerakan anggota badan, hingga mengontrol fungsi organ. Otak terdiri dari banyak bagian, dan setiap bagian itu memiliki peran khusus dalam tubuh manusia.
Berikut empat bagian atau lobus yang membentuk otak:
1. Lobus frontal - Lobus ini adalah yang terbesar dari empat lobus, bertanggung jawab atas keterampilan motorik tubuh, seperti gerakan sukarela, bahasa, dan fungsi intelektual dan perilaku. Area ini mengontrol memori, kecerdasan, konsentrasi, temperamen, dan kepribadian.
2. Lobus temporal - terletak di setiap sisi otak setinggi telinga, penting untuk pendengaran, memori, dan ucapan.
3. Lobus parietal – terletak di pusat otak, fungsi lobus parietal adalah tempat informasi sensorik seperti panas, tekanan, dan rasa sakit diterima dan ditafsirkan.
4. Lobus oksipital - ditemukan di bagian belakang otak, terutama bertanggung jawab untuk penglihatan.
Faktor yang menyebabkan lesi otak berkembang
Lesi otak dapat disebabkan oleh banyak pemicu yang berbeda. Berikut faktor-faktor yang dapat memicu meningkatnya lesi otak.
• Penuaan
• Riwayat keluarga, risiko mengidap lesi otak akan meningkat apabila terdapat orang lain dalam keluarga yang mengidap kondisi tersebut.
• Kondisi pembuluh darah, seperti stroke, tekanan darah tinggi, dan aneurisma arteri serebral
• Trauma pada otak yang dapat menyebabkan pendarahan internal. Jika tidak segera diatasi, bisa menyebabkan kematian.
• Infeksi kuman atau bakteri berbahaya di otak. Hal ini dapat menyebabkan penyakit seperti meningitis dan ensefalitis (kedua jenis pembengkakan (peradangan otak).
• Tumor yang dimulai di otak (tumor primer) atau metastasis yang melalui pembuluh darah atau limfatik
• Penyakit autoimun, seperti lupus dan multiple sclerosis. Ini terjadi ketika antibodi tubuh mulai menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti jaringan di otak.
• Plak, atau kelebihan penumpukan protein abnormal di jaringan otak atau di pembuluh darah, memperlambat suplai darah ke otak, seperti yang terlihat pada arteri yang tersumbat.
• Paparan radiasi atau bahan kimia tertentu yang dapat meningkatkan kemungkinan tumor dan lesi di otak
• Racun seperti alkohol atau asap rokok dalam jumlah berlebihan, di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena lesi otak. Zat beracun lainnya adalah peningkatan kadar amonia dan urea dalam tubuh karena masalah ginjal (dapat mempengaruhi fungsi otak tetapi mungkin tidak menunjukkan lesi otak yang terpisah).
• Pola makan yang buruk, terutama makan makanan dengan lemak dan kolesterol berlebih
Gejala lesi otak
Gejala lesi otak umumnya bervariasi tergantung pada jenis lesi, luasnya, dan di mana lesi tersebut ditemukan. Namun, banyak pula lesi yang berada di area otak dan tidak menimbulkan gejala.
Adapun gejala khas lesi otak yang mungkin timbul ialah:
1. Sakit kepala, biasanya merupakan gejala pertama yang muncul apabila seseorang mengidap lesi otak. Rasa sakit muncul tiba-tiba dan kian memburuk seiring berjalannya waktu. Obat yang dijual bebas biasanya tidak dapat mengurangi rasa sakit.
2. Mual dan kemungkinan muntah
3. Gerakan terganggu, jika lesi mempengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab untuk keterampilan motorik
4. Kurang konsentrasi, ketidakmampuan untuk membuat keputusan cepat, dan agitasi
5. Keterlambatan bicara, penglihatan kabur, dan gangguan pendengaran
6. Gerakan bagian tubuh yang tidak disengaja, yang dapat berkembang menjadi kejang pada kasus yang parah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tarik Parkir Rp50.000, Sembilan Jukir Berpakaian Ormas di Jakpus Ditangkap Polisi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Senin 12 Mei 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Jadwal Layanan Perpanjangan SIM Keliling di Jogja, Senin 12 Mei 2025
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Senin 12 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
Advertisement