Advertisement
Indah dan Bersejarah, Ini Rowo Banyu di Lokasi yang Mirip dengan Desa Penari

Advertisement
Harianjogja.com, BANYUWANGI - Cerita KKN di Desa Penari yang viral di media sosial menimbulkan teka-teki di mana lokasi nyata cerita tersebut. Salah satu yang yang diduga menjadi lokasinya adalah Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, karena identik dengan lokasi yang diceritakan dalam cerita tersebut.
Di desa tersebut ada Rowo Bayu yang ternyata tak hanya memiliki keindahan alam yang luar biasa, tapi juga sejarah.
Advertisement
Budayawan lokal Banyuwangi, Mohammad Syaiful, menjelaskan ada peristiwa penting berkaitan dengan Rowo Bayu yang menjadi bagian dari Kerajaan Blambangan.
"Ada peristiwa penting disana dimana saat terjadi peperangan panglima perang Belanda yang saat itu bernama VOC tewas terbunuh oleh salah satu lurah. Orang kepercayaan Belanda yang bernama Alap - Alap juga tewas terbunuh oleh Pangeran Jagapati, cucu Tawangalun," jelasnya, baru-baru ini.
Bahkan karena sengitnya peperangan yang disebut Puputan Bayu tersebut, dikisahkan Syaiful Belanda sampai harus menghabiskan dana senilai 8 ton emas untuk menumpas Kerajaan Blambangan dan pasukan - pasukannya di daerah Rowo Bayu itu.
"Meski pada akhirnya yang menang VOC Belanda, tapi mereka harus habis - habisan melawan rakyat yang dipimpin Pangeran Jagapati. Berhasil menang karena melakukan adu domba sehingga pasukan Jagapati terpecah sehingga mudah ditaklukkan Belanda," tambahnya.
Puputan Bayu pada tahun 1771 sendiri disebut sebagai awal dari kemusnahan Kerajaan Blambangan yang ditumpas oleh Belanda yang kala itu masih bernama VOC.
Dari referensi buku sejarah, The History of Java karya Thomas Stamford Raffles disebutkan karena puputan bayu atau peperangan bayu yang sedemikian dasyatnya penduduk Blambangan yang awalnya dihuni 80.000 orang pada 1750-an, hanya tinggal 8.000 jiwa saja setelah peperangan bayu ini.
Namun hingga musnahnya Kerajaan Blambangan, VOC Belanda tak dapat menangkap Tawangalun dan cucunya, yang diduga moksa atau menghilang lantaran hingga saat ini tak ditemukan keberadaan makam atau jasadnya.
"Tawangalun itu moksa tidak mati terbunuh, hingga sekarang tidak ditemukan kuburannya. Di Bayu sendiri setelah peperangan ada yang dijadikan tempat pabrik pemotongan kayu oleh Belanda, tapi setelah kalah dari Jepang itu sudah tidak ditempati lagi," terang Syaiful.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Selain Angin Kencang, Kebakaran Hutan di Bukit Gagoan Solok Terkendala Akses, 300 Hektare Lahan Terbakar
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Ada Materi tentang Narkoba dalam MPLS untuk Pelajar di Sleman
- Mobil Nissan Tabrak Pejalan Kaki dan Empat Kendaraan di Jalan Parangtritis Km 24 Bantul, Dua Orang Patah Tulang
- Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
- Ditawari Jadi Staf Dapur di Thailand, Perempuan Warga Jogja Malah Dibawa ke Kamboja, Dipaksa Jadi Penipu Online
- DPKP DIY Gelar Festival Cokelat Nglanggeran Kolaborasi dengan Geopark Night Specta Vol 7.0
Advertisement
Advertisement