Advertisement

Hari Jamu Nasional Diperingati Setiap Tanggal 27 Mei, Begini Sejarahnya

Ujang Hasanudin
Selasa, 27 Mei 2025 - 11:37 WIB
Ujang Hasanudin
Hari Jamu Nasional Diperingati Setiap Tanggal 27 Mei, Begini Sejarahnya Jamu - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Setiap Tanggal 27 Mei diperingati sebagai Hari Jamu Nasional.  Ttujuan untuk mempromosikan budaya minum jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Jamu merupakan minuman tradisional yang dibuat dari bahan alami dan rempah-rempah yang sudaha da sejak turun temurun, dari generasi ke generasi. 

Advertisement

Jamu sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTb) sejak 2018. Menurut catatan WBTb Kemdikbud, jamu merupakan produk sejarah bangsa Indonesia .

Pencanangan Hari Jamu Nasional pertama kali diresmikan di Istana Negara pada tanggal 27 Mei 2008. Peresmian ini sebagai hari kebangkitan Jamu Indonesia sekaligus meresmikan jamu sebagai kearifan lokal milik Indonesia. Jamu juga sudah diakui oleh UNESCO.

Penetapan budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO  dibahas dalam sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana pada Rabu, 6 Desember 2023.

Dilansir dari Harian Jogja, Kementerian Pendidkan dan Kebduayaan (kini Kementerian Kebudayaan) menilai yang dianggap sebagai Warisan Budaya Tak Benda bukan jamu dari suatu daerah tertentu, melainkan jamu secara keseluruhan, terutama tentang kemampuan masyarakat untuk menciptakan jamu itu sendiri.

BACA JUGA: Hujan Masih Terjadi, Harga Sayur di Sleman Melonjak

Seperti halnya budaya Indonesia yang lain, jamu adalah warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Jamu terbukti secara historis sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan selama ribuan tahun dari generasi ke generasi.

Budaya Sehat jamu adalah suatu praktik menjaga kesehatan yang bersifat preventif sekaligus promotif. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara.

“Yang ditetapkan sebagai warisan itu adalah kemampuan masyarakat untuk menciptakan itu, jadi bukan produknya atau bendanya, tapi keahlian orang meracik, meramu, dan itu tentu ada berbagai teknik yang digunakan, itu yang didaftarkan, pengetahuannya yang didaftarkan bukan produknya,” demikian pernyataan dari Kementerian Kebudayaan.

Sejarah Jamu

Melansir dari jalurrempah.kemdikbud.go.id, jamu sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram. Hal ini dibuktikan melalui ilustrasi yang mirip dengan proses pembuatan jamu di berbagai situs, seperti situs arkeologi Liyangan, relief di candi-candi, serta prasasti Madhawapura yang menyebutkan istilah peracik jamu dengan sebutan “Acaraki”.

Perkembangan jamu sebagai minuman dan ramuan herbal terus berlangsung hingga era kolonial. Menariknya, mengutip dari National Geographic Indonesia, pada abad ke-17 seorang ilmuwan bernama Jacobus Bontius menggunakan jamu untuk mengobati Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen.

Seiring perkembangan zaman, saat ini mulai banyak ragam varian jamu, namun jamu yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia adalah jamu gendong. Disebut jamu gendong karena dijual dengan cara menggendong bakul yang berisikan botol-botol jamu. Konon, pelopor istilah jamu gendong berasal dari daerah Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Lelang 81 Barang Sitaan, Ada Rumah hingga Ponsel

News
| Rabu, 28 Mei 2025, 03:57 WIB

Advertisement

alt

Hilangkan Lelah di Desa Wisata Tinalah

Wisata
| Minggu, 18 Mei 2025, 09:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement