Advertisement
AI Berbahaya karena Memanjakan Anak, Orang Tua Wajib Ajarkan Cara Berpikir Kritis

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Para orang tua didorong mengajarkan proses berpikir kritis kepada anak agar tidak terbiasa mengandalkan hasil instan dari teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI). Hal ini diutarakan psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Adityana Kasadravati Putranto.
"Ajarkan anak untuk tidak hanya menerima informasi dari AI, tetapi juga untuk mempertanyakan dan menganalisis jawaban yang diberikan. Diskusikan dengan mereka tentang bagaimana AI bekerja dan potensi kesalahan yang mungkin terjadi," kata Adityana, Sabtu (3/5/2025).
Advertisement
Perlu ditanamkan juga pola pikir bahwa AI hanya sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti usaha anak. Orang tua dianjurkan mengajak mereka untuk berkreasi dan menyelesaikan tugas dengan cara yang melibatkan pemikiran dan usaha pribadi
"Diskusikan dengan anak tentang pentingnya kejujuran dan integritas dalam menggunakan AI. Ajarkan mereka tentang plagiarisme dan bagaimana menggunakan teknologi dengan cara yang etis," ucapnya.
Psikolog yang tergabung dalam Ikatan Psikolog Klinis Indonesia itu juga menekankan pentingnya pendampingan orang tua saat anak menggunakan AI, termasuk membatasi waktu penggunaan dan memilih aplikasi yang aman.
Menurutnya, orang tua harus terlibat dalam penggunaan AI oleh anak-anak, bukan hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pendamping.
"Ini termasuk mendiskusikan apa yang anak pelajari dan bagaimana mereka menggunakan teknologi tersebut," ujar dia.
Penting juga untuk menetapkan batasan waktu penggunaan teknologi karena terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental anak. Oleh karena itu, Adityana menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal seimbang antara waktu belajar dan waktu bermain.
Dalam menggunakan AI, Adityana mengingatkan untuk memilih aplikasi yang telah teruji dan aman untuk anak. Aplikasi yang tidak jelas asal-usulnya sebaiknya dihindari dan pastikan konten yang disediakan sesuai dengan usia anak.
"Pastikan anak tetap terlibat dalam interaksi sosial dan aktivitas fisik. Penggunaan AI seharusnya tidak menggantikan pengalaman belajar yang diperoleh dari interaksi langsung dengan orang lain," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gelaran PEVS 2025 Catatkan Transaksi Kendaraan Listrik Rp900 Miliar
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com Sabtu 3 Mei 2025: Pecatur Sleman Berkompetisi di Level Dunia hingga Kebocoran Retribusi Pantai Gunungkidul
- Ratusan Pegowes Taklukkan Tanjakan "Luna Maya", Rute Sepeda Menantang Sejauh 102 Km di Kulonprogo
- Pengendara Motor Tewas Usai Tabrakan Beruntun di Jalan Daendels Kulonprogo, Sopir Melarikan Diri
- Dua Anggota DPR RI, Rieke dan Esti Datangi Rumah Mbah Tupon, Ini Tujuannya
- Serap Ide Kreatif Generasi Muda Melalui Konco Museum
Advertisement