Advertisement

Dokter Spesialis Anak Bagikan Tips Mencegah Penularan HMPV pada Anak

Newswire
Minggu, 09 Februari 2025 - 16:47 WIB
Ujang Hasanudin
Dokter Spesialis Anak Bagikan Tips Mencegah Penularan HMPV pada Anak Pemeriksaan virus HMPV. Antara - Dinkes Kota Bogor

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Dokter spesialis anak lulusan Universitas Diponegoro (UNDIP), Jovita Olivia,SpA membagikan kiat melindungi anak-anak sebagai bentuk pencegahan penularan Human Metapneumovirus (HMPV) dengan penerapan akronim "JaMu AsLi".

Menurut dokter yang praktik di Rumah Sakit Hermina Bitung itu, anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap virus HMPV, terutama pada balita atau bayi bawah lima tahun.

Advertisement

"Anak-anak itu kan beda ya memang kelompok yang lebih rentan, yang memiliki daya tahan tubuhnya lemah. Jadi pada anak-anak pencegahannya ada sedikit akronim yaitu "JaMu AsLi"," kata dr Jovita Olivia, SpA, dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di Tangerang, Banten, Kamis.

Dokter Jovita menjelaskan akronim "JaMu AsLi" yang pertama dari "Ja" adalah jauhkan anak-anak dari paparan virusnya.

"Jadi jauhkan anak-anak dari orang yang bergejala influenza, demam, batuk, pilek," ujar dia.

Jovita mengatakan untuk "Mu" yaitu memberikan imunisasi dasar yang lengkap pada anak, kalau perlu diberikan imunisasi tambahan seperti influenza, PCV yang bisa mencegah pneumoni atau influenza.

"Untuk vaksin influenza sendiri sebenarnya tidak secara langsung ya mencegah terjadinya HMPV, tetapi bisa menurunkan penularan dari HMPV karena seperti kita ketahui ketika anak sudah diberikan vaksin secara daya tahan tubuhnya sudah menjadi lebih baik, sehingga ketika tertular gejalanya pun tidak berat gitu ya jadi tidak sampai menyebabkan komplikasi seperti pneumonia" jelas dia.

Kemudian Jovita menjelaskan untuk "As" adalah pemberian ASI eksklusif 6 bulan dan gizi seimbang untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak.

"Dengan nutrisi yang adekuat itu pada awal kehidupan terutama pada 6 bulan pertama itu sangat penting ya, jadi dengan adanya ASI itu ada antibodi yang ditransfer dari orang tuanya," katanya.

Namun, apabila orang tua yang kesulitan memberikan ASI karena tubuhnya yang tidak memungkinkan, bisa dengan meningkatkan pemberian nutrisi seimbang terutama pada saat MPASI.

"Tapi jangan khawatir kalau memang nutrisinya selama 6 bulan pertama tidak bisa terpenuhi gitu ya, jadi kita bisa catch up pemberian nutrisi seimbang pada saat MPASI dan seterusnya," tambahnya.

Baca juga: Pemkot Surakarta edukasi warga untuk antisipasi HMPV

Menurutnya, gizi seimbang yang dibutuhkan pada anak terutama yang sedang MPASI, seperti seimbang secara kandungan dari karbohidrat, protein, lemak.

"Proteinnya itu yang diutamakan protein hewani, karena setiap kali makan, anak mendapatkan dua protein hewani atau double prohe kita sebutnya. Jadi protein hewani itu adalah protein yang minimal dari telur, daging-daging merah, ikan. Tentu saja protein hewani itu akan mengandung omega 3, omega 6. Jadi asupan nutrisinya itu bisa baik, sehingga kekebalan tubuhnya juga baik," jelas dia.

Makanan yang bernutrisi mikronutrien seperti buah dan sayur, vitamin D dan vitamin C, selain itu juga bisa memberikan suplementasi salah satunya pemberian zink juga bisa sebagai penambahan gizi seimbang pada anak.

Lebih lanjut, dokter Jovita mengatakan untuk "Li" adalah menciptakan lingkungan yang baik pada anak.

"Lingkungan yang bebas dari asap rokok, lingkungan yang bebas dari paparan-paparan debu, dan sebagainya," lanjut dia.

Jovita juga menambahkan pencegahan lain yang bisa dilakukan seperti mencuci tangan yang bersih dengan menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun, yaitu minimal 20 detik.

"Berdasarkan rekomendasi selama 20 detik itu bakteri atau virus yang ada di tangan kita baru bisa hilang, jadi jangan asal cuci tangan doang," ucap dia.

Human metapneumovirus (HMPV) merupakan virus yang menyerang pernafasan dengan gejala flu, batuk, demam, sakit tenggorokan, hingga nyeri otot.

HMPV juga sebagai salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), terutama pada anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah. Infeksi virus ini menimbulkan gejala yang beragam mulai dari batuk rejan hingga sesak napas akut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Korea Utara Pastikan untuk Mengembangkan Kekuatan Nuklir

News
| Senin, 10 Februari 2025, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement