Advertisement

Anak Muda Habiskan Uang untuk Gaya Hidup

Sirojul Khafid
Jum'at, 30 Agustus 2024 - 08:27 WIB
Sunartono
Anak Muda Habiskan Uang untuk Gaya Hidup Ilustrasi uang / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kabar baiknya, generasi muda di Indonesia semakin melek literasi keuangan. Kabar (yang bisa jadi) buruknya, mereka menghabiskan uang untuk memenuhi gaya hidup.

Laporan ini berdasarkan riset OCBC NISP Financial Fitness Index (FFI) 2024 bersama lembaga riset Nielsen IQ. Adapun skor kesehatan finansial masyarakat Indonesia tahun 2024 sebesar 41,25. Skor tersebut relatif stabil jika dibandingkan dengan skor tahun 2023 pada 41,16. Director NielsenIQ Indonesia, Inggit Primadevi, mengatakan masih banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kesehatan finansial pada masyarakat Indonesia.

Advertisement

"Walaupun terjadi kenaikan sedikit poin, masih banyak usaha yang perlu dilakukan untuk mencapai sehat finansial," kata Inggit di Jakarta Selatan, Jumat (16/8/2024).

BACA JUGA : Penelitian Terbaru, Generasi Z Masih Banyak yang Menyukai Instagram

Inggit juga mengatakan tahun ini semakin banyak generasi muda Indonesia yang menyiapkan dana darurat untuk masa depan. Sayangnya, sebanyak 80 persen masyarakat sering mengeluarkan uang demi mengikuti gaya hidup. Terkadang sumber dana untuk pengeluaran impulsif diambil dari dana darurat.

Di sektor lain, sebanyak 57 persen dari generasi muda yang sudah berinvestasi berakhir dengan kerugian. Fenomena ini memperlihatkan ekonomi dan gaya hidup memiliki peran besar dalam menunjukkan eksistensi mereka sehari-hari.

Riset juga menemukan bahwa orang Indonesia lebih cenderung untuk menabung dana darurat daripada berinvestasi, terutama imbas goncangan ekonomi secara global. Namun masih banyak yang menabung dengan tujuan mendanai hobi dan untuk traveling.

"Setelah melewati dua tahun pandemi dan fase 'revenge spending', orang Indonesia harus lebih berhati-hati menjaga kondisi finansial mereka agar balance antara mengejar yang membuat bahagia dan finansial yang sehat," katanya.

OCBC Financial Fitness Index adalah riset tahunan dari OCBC untuk mengukur kesehatan finansial masyarakat Indonesia. Riset ini dibuat berdasarkan model OCBC Wellness Index Singapore. Para peneliti ingin memahami gambaran perilaku finansial orang Indonesia berdasarkan nilai dan aspirasi hidup, serta mengetahui sikap dan persepsi terhadap berbagai instrumen keuangan.

OCBC Financial Fitness Index 2024 mencakup lima wilayah di Indonesia meliputi wilayah Jabodetabek dan empat kota besar yaitu Medan, Bandung, Surabaya dan Makasar. Jumlah responden 1.241 berusia 25-35 tahun. Keseluruhan responden sudah memiliki pekerjaan dengan penghasilan di rentang Rp5 juta hingga Rp15 juta. Riset berlangsung selama Juni-Juli 2024.

Sehat Finansial dan Gaya Hidup

Generasi muda bisa sehat secara finansial bersamaan dengan gaya hidup (lifestyle) yang menyenangkan. Executive Director Marketing and Lifestyle Business Division Head OCBC, Amir Widjaya, mengatakan hal tersebut bisa terwujud saat bisa merencanakan dan mengelola finansial dengan baik.

"Financial planning seperti membeli aset, menyicil rumah dan mempunyai investasi dibarengi dengan melakukan hal-hal menyenangkan secara terkontrol itu penting agar memiliki kesehatan finansial," kata Amir.

BACA JUGA : Gen Z Diingatkan Gaya Berbusana Tak Harus Selalu Meniru Medsos

Director Consumer Insights NielsenIQ, Inggit Primadevi, menambahkan bahwa 39 persen responden menabung hanya untuk tujuan lifestyle semata yang bersifat materialistik. Tujuan materialistik ini di antaranya adalah membeli gadget mahal, membeli kendaraan mewah, traveling, menonton konser dan membeli alat olahraga mahal.

Sedangkan mereka yang menabung tidak sekadar untuk lifestyle semata, tetapi juga digunakan untuk non-lifestyle (modal, aset, dana proteksi dan investasi) memiliki skor kesehatan finansial yang lebih baik. Di samping itu, terjadi peningkatan jumlah anak muda yang sudah menunjukkan adanya perubahan positif mengenai perilaku yang berhubungan dengan keuangan.

Hal itu ditandai dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi, pencatatan keuangan dan memiliki dana darurat. "Di antara mereka yang sudah mencatat keuangan, 41 persen sudah memiliki dana darurat sebesar enam bulan gaji, angka ini naik sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, anak muda yang belum melakukan pencatatan keuangan, baru 21 persen yang punya dana darurat," kata Inggit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Mag 5,1 Guncang Papua

News
| Selasa, 17 September 2024, 02:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement