Advertisement

Murid di Negara Ini Masih Pakai Popok Sampai Usia 11 Tahun

Lajeng Padmaratri
Rabu, 21 Juni 2023 - 23:57 WIB
Lajeng Padmaratri
Murid di Negara Ini Masih Pakai Popok Sampai Usia 11 Tahun Ilustrasi balita menggunakan popok. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, AARAU—Biasanya, anak balita sudah berangsur lepas dari pemakaian popok. Meski demikian, rupanya masih ada anak yang menggunakan popok hingga berusia 11 tahun.

Para guru di Swiss baru-baru ini melaporkan ada sejumlah siswa yang mengkhawatirkan karena masih datang ke sekolah dengan popok. Beberapa di antaranya berusia 11 tahun. Disinyalir, hal ini dilakukan karena mereka tidak pernah belajar menggunakan toilet.

Advertisement

Melansir Oddity Central, anak-anak di Swiss mulai bersekolah pada usia empat tahun, sehingga tidak jarang mereka masih memakai popok. Namun, rupanya kebiasaan itu terbawa hingga usia pra-remaja.

Menurut berbagai sumber, siswa berusia 11 tahun datang ke sekolah dengan popok. Bahkan, para guru diharapkan membersihkan dan menggantinya jika perlu.

Tampaknya, masalah tersebut telah menyebar luas sehingga salah satu kepala sekolah di Kanton Aargau, Swiss mengadakan pertemuan untuk memberi tahu orang tua bahwa anak-anak harus menghentikan pemakaian popok ketika mereka kembali ke sekolah setelah liburan musim panas.

Selain itu, ada juga sekolah lain yang menyebarkan selebaran untuk memberi tahu orang tua bahwa guru adalah guru, sehingga tidak bertanggung jawab untuk mengganti popok anak sekolah.

“Orang tua memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa anak usia sekolah mereka tidak lagi memakai popok,” kata Dagmar Rösler, Presiden organisasi payung untuk guru di Swiss, dikutip dari Oddity Central, Rabu (21/6/2023).

“Saat anak usia 11 tahun datang ke sekolah dengan popok, itu merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan. Guru tidak ada di sana untuk mengganti popok siswa mereka. Itu terlalu jauh,” lanjutnya.

Rösler menunjukkan pentingnya membedakan antara anak-anak dengan masalah fisik dan anak-anak yang terkena dampak trauma psikologis atau pengabaian orang tua, dan menekankan peran guru dalam mengurangi masalah tersebut. Solusinya ialah tidak boleh menyalahkan anak, tetapi sebaliknya, menjangkau orang tua, menjelaskan situasinya dan meminta pertanggungjawaban mereka.

Psikoterapis Swiss Felix Hof mengenang seorang anak laki-laki yang datang ke praktiknya dan masih membutuhkan popok pada usia tujuh tahun, karena trauma yang disebabkan oleh konflik keluarga. Dia juga menunjukkan bahwa anak-anak seperti itu sering kali diintimidasi atau diejek oleh teman sebayanya, terutama setelah situasi mereka diketahui di sekolah. Kelas olahraga atau berenang adalah dua contoh situasi di mana popok hampir tidak mungkin disembunyikan.

Menurut sebuah artikel di SonntagsZeitung, semakin banyak orang tua dari anak sekolah dasar memasang iklan untuk staf penggantian popok. Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan ialah adanya peningkatan penjualan popok ukuran besar di Swiss.

“Popok menjadi semakin nyaman dan dapat dikenakan seperti celana dalam biasa, begitulah cara anak-anak dibiasakan dengan popok,” kata pendidik Margrit Stamm, merujuk pada orang tua yang memakaikan anak mereka popok untuk perjalanan jauh atau saat tidur. "Ini adalah sinyal yang sepenuhnya salah!"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Oddity Central

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Nama Alam Ganjar Banyak Dicari Warganet, Berikut Biodatanya

News
| Sabtu, 23 September 2023, 19:57 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Unik, Kuil Buddha Ini Dibangun dengan Jutaan Botol Bir

Wisata
| Sabtu, 23 September 2023, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement