Advertisement

Mengenal Mitos-Mitos di Jogja yang Aneh tapi Dipercaya

Bernadheta Dian Saraswati
Senin, 29 Mei 2023 - 23:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Mengenal Mitos-Mitos di Jogja yang Aneh tapi Dipercaya Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat Jawa khususnya yang tinggal di Jogja sangat kental dengan mitos-mitosnya. Meski ada yang tidak bisa dinalar dengan logika, mitos-mitos tersebut tetap dipercaya masyarakatnya. 

Bagi orang-orang yang lahir sebelum tahun 1990an, mungkin sudah tidak asing lagi dengan beberapa mitos di bawah ini. Mitos-mitos ini menjadi hal yang dipercaya saat zaman sekolah dasar (SD) bahkan sampai diturunkan ke adik kelas. 

Advertisement

Meski tidak dapat dijelaskan secara logika, mitos-mitos ini masih saja dipercaya, bahkan hingga kini. Berikut ini paparannya:

1. Bulu mata jatuh berarti dikangenin

Bulu mata yang jatuh diartikan ada orang yang sedang merindukan kita. Agar bisa bertemu dengan orang yang merindukan kita itu, bulu mata harus diambil dan diletakkan di atas rambut. 

Baca juga: Deretan Musisi yang Tampil di Java Jazz Festival 2-4 Juli 2023

2. Kepala terbentur berarti anaknya kembar siam

Waktu SD sempat ada mitos kalau kepala kita terbentur alias kejedot dengan kepala orang lain, maka kita akan punya anak kembar siam. Kembar siam adalah bayi kembar dengan salah satu bagian tubuhnya saling menempel. Agar tidak terjadi seperti itu, maka kepala perlu dijedotkan lagi agar bayinya tidak kembar siam. 

3. Menerawang jumlah anak dengan pergelangan tangan

Saat pergelangan tangan ditekan dengan kuat maka akan muncul benjolan-benjolan bulat di daerah itu. Dipercaya jumlah bulatan-bulatan itu adalah jumlah anak kita kelak. 

4. Bercak putih di kuku ada yang suka

Kuku sering terlihat ada bercak putih. Bagi anak SD zaman dulu, hal itu sudah menjadi bahasan yang bisa membuat heboh satu kelas. Sebab bercak putih di kuku diartikan ada yang suka atau naksir. 

5. Tunjuk makam harus gigit jari

Sebagian masyarakat masih meyakini bahwa menunjuk nisan atau makam dengan jari telunjuk merupakan tindakan yang kurang sopan. Namun di zaman dulu, untuk menyampaikan makna itu justru dikemas dengan sebuah mitos. Jika ada yang secara sengaja atau tidak disengaja menunjuk makam, maka jari telunjuknya harus segera digigit agar jarinya tidak membusuk atau hilang. 

Nah itulah mitos-mitos yang sempat dipercaya saat zaman SD. Kalau sekarang, apakah masih juga percaya? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Perpanjang Kenaikan HET Beras Premium untuk Jaga Stok di Pasaran

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement