Kencan Nonton Wayang, Ajak Warga Nikmati Seni Rupa dari Dekat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pameran bertajuk Kencan Nonton Wayang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Sejumlah karya seni sebelum Indonesia merdeka juga dipamerkan hingga 31 Mei mendatang.
BACA JUGA: Daftar Event di Bulan Mei 2023
Advertisement
Dalam dua hari belakangan, para pekerja menyusun 60 lukisan koleksi Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dalam sebuah ruangan bercat putih dengan goresan warna hijau di beberapa bagian. Di bagian depan ruangan tersebut, seorang perempuan berbaju hijau tanpa lengan, dengan seorang pria berbaju putih lengan pendek saling menatap, dan bergandengan tangan. Mereka seolah berbisik satu sama lain, mengajak untuk masuk ke Galeri Pameran TBY.
Rabu (24/5) malam, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, dengan mengenakan kerudung cokelat berbalut busana serba hitam memasuki ruangan tersebut, ruangan yang kini dipenuhi dengan lukisan karya seniman Indonesia dari tahun 1944-2006. Dilihatnya satu per satu lukisan yang kini telah siap untuk dipamerkan, makna tiap lukisan coba ditelisiknya.
Salah satu lukisan karya RM Suhardjo Djajeng Asmoro dilihat Dian cukup lama. Dalam lukisan yang dibuat pada 1944 tersebut, tampak sesosok anak laki-laki mengenakan pakaian khas Jawa, berbeskap dengan berkain kawung. Lukisan itu menggambarkan budaya Jawa dalam balutan busana tersebut.
Itu satu dari beberapa karya yang ditampilkan dalam pameran tersebut. Baginya setiap karya dalam pameran tersebut mempunyai makna. Pameran diselenggarakan 24-31 Mei 2023. Dian berharap pesan dari tiap karya tersebut dapat sampai ke tiap penikmatnya.
“Kami mencoba menggali semua harta karun karya seni rupa yang dimiliki TBY, sehingga masyarakat dapat mengapresiasi dan belajar dari karya tersebut, termasuk pelukisnya,” kata Dian.
Pameran tersebut menurut Dian sebagai upaya untuk menyajikan koleksi UPT TBY agar dapat disaksikan masyarakat luas. “Ini merupakan satu bagian dari proses pertanggungjawaban kami melalui UPT TBY untuk mengkaji koleksi, bahkan sebagai pusat laboratorium informasi dan dokumentasi karya-karya seni,” ujarnya.
Kurator pameran, Mikke Susanto, mengatakan tajuk Kencan Nonton Wayang dipilih untuk menarik masyarakat menikmati karya yang tersaji dalam pameran. Kencan Nonton Wayang memiliki makna khusus, mengajak secara personal untuk menikmati karya seni rupa.
“Lukisan-lukisan ini memiliki nilai yang sama hebatnya dan sama tingginya dengan karya seni klasik tradisi kita, di antaranya wayang,” katanya.
Baginya karya seni rupa modern tersebut pun harus mendapatkan apresiasi sama besarnya dengan karya seni klasik seperti wayang.
“Perlu menghormati lukisan-lukisan modern, ini menjadi bagian yang harus diangkat setara dengan wayang,” ujarnya.
Dalam karya seni rupa yang tertata dari 1994, menurut Mikke karya yang tersaji telah cukup menggambarkan sejarah seni di Indonesia. Baginya setiap karya yang ditampilkan menggambarkan proses perjalanan seni rupa di Indonesia di setiap era.
“Koleksi-koleksi yang ada di Taman Budaya ini bisa menjadi cikal bakal museum seni rupa Indonesia di Yogyakarta. Beberapa sebagian besar mengisi slot-slot perkembangan sejarah seni di Indonesia, meskipun dia ada di Jogja. Napas seni rupa Indonesia itu sesungguhnya sebagian besar adalah napas Jogja,” katanya.
Karya lukis yang bernilai tinggi tersebut menurut Mikke perlu dinikmati masyarakat luas, terutama generasi muda yang ingin mencicipi secara langsung bagaimana keindahannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement