Advertisement

Menilik Tradisi Memberikan Angpao Lebaran Saat Hari Raya Idulfitri

ST22
Minggu, 16 April 2023 - 22:27 WIB
Jumali
Menilik Tradisi Memberikan Angpao Lebaran Saat Hari Raya Idulfitri Ilustrasi angpao lebaran Idul Fitri - Istockphoto

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Waktu yang paling dinanti sanak saudara terutama anak-anak saat Lebaran ialah menerima angpao Lebaran dari keluarga, saudara, tamu maupun saat bertamu.

BACA JUGA: Kiat Cermat Atur THR Lebaran

Advertisement

Tak jarang angpao Lebaran juga diberikan kepada seorang anak sebagai hadiah karena telah berhasil menjalani puasa sebulan penuh.

Meski seringkali disebut angpao Lebaran tradisi ini bukan berasal atau terinspirasi dari tradisi Imlek, melainkan sudah bermula sejak abad pertengahan tepatnya pada masa Khalifah Fatimiyah, melansir dari The National News.

Dulunya tradisi ini dilakukan dengan memberikan antara uang, pakaian, atau permen kepada anak-anak muda maupun tetangga di sekitar tempat tinggal pada hari pertama Idulfitri.

Berlalu lima abad kemudian atau sekitar akhir era Ottoman kegiatan bagi-bagi kala Lebaran bertransisi dengan memberikan uang tunai di lingkup keluarga yang akhirnya berlangsung hingga kini.

Bahkan beberapa daerah di nusantara memiliki sebutan yang berbeda akan angpao Lebaran atau yang dikenal ‘salam tempel’ ini, seperti di Betawi dikenal dengan istilah 'nanggok', Malang ada tradisi 'galak gampil', lalu di Minang disebut sebagai 'manambang' berdasarkan pernyataan Didi Purnomo selaku dosen Ilmu Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, menghasilkan akulturasi di berbagai wilayah Indonesia, mengutip dari BBC.

Memberikan angpao lebaran bahkan dianggap sebagai ibadah yang lebih baik dibandingkan melakukan I'tikaf sebulan penuh karena membawa kebahagiaan bagi orang lain, sebagaimana dalam hadis dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri'tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement