Advertisement

Anak Anda Mudah Lapar dan Haus? Bisa Jadi Gejala Diabetes

Newswire
Rabu, 29 Maret 2023 - 09:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Anak Anda Mudah Lapar dan Haus? Bisa Jadi Gejala Diabetes Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Anak yang mudah merasa lapar dan haus bisa menjadi indikator anak terkena diabetes. Hal tersebut disampaikan Guru Besar Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Bidang Ilmu Kesehatan Anak, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, FAAP, FRCPI.

“Masih banyak orang tua belum sadar bahwa diabetes juga dapat menyerang anak-anak, mereka pikir ini hanya penyakit keturunan, padahal diabetes bisa menyerang siapapun,” kata Aman, pada konferensi pers “Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja” di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/3/2023), dikutip dari Antara Rabu (29/3/2023). 

Advertisement

Ada beberapa ciri yang dapat mengindikasikan anak terkena diabetes, Aman, yang juga merupakan Dokter Spesialis Anak itu menyebut ketika anak banyak makan dan minum bisa menjadi indikator.

Anak dengan diabetes akan merasa lapar dan haus terus-menerus meski baru selesai makan dan minum. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi.

Baca juga: Hasil Penelitian Ungkap Pekerjaan dengan Sedikit Interaksi Bikin Hidup Tak Bahagia

Rasa haus yang dialami bukan sekadar sensasi, melainkan disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh dehidrasi.

“Tanda diabetes itu banyak makan, banyak minum, banyak buang air kecil, berat badan turun, dan lemas atau loyo,” kata dia.

Rasa haus terus-menerus menyebabkan anak selalu minum, namun tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik.

Aman mengatakan, anak dengan diabetes akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.

“Bila sebelumnya anak sudah tidak ‘ngompol’ kemudian ‘ngompol’ lagi, hal yang pertama bisa kita pikirkan ini adalah diabetes, usia anak berapapun bisa 'ngompol' karena ini,” tambahnya.

Sementara penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu juga bisa jadi indikasi anak dengan diabetes.

Meski sering makan, tubuh anak tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan.

Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut.

“Selain itu, sejumlah lokasi pada tubuh anak diabetes akan mengalami akantosis nigrikans, atau terlihat menghitam, seperti pada leher, ketiak, hingga jari-jari,” ujar Aman.

Diketahui prevalensi kasus diabetes melitus tipe-1 pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.

Pada tahun 2010 prevalensi kasus diabetes melitus terhadap anak di Indonesia hanya 0,028 per 100 ribu jiwa. Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes melitus menjadi 2 per 100 ribu jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Luhut Khawatir Kecerdasan Buatan Menggantikan Peran Manusia

News
| Senin, 02 Desember 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 05:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement