Advertisement

Ini Pentingnya Ukur Lingkar Pinggang untuk Deteksi Risiko Obesitas

Arlina Laras
Rabu, 01 Maret 2023 - 22:47 WIB
Bhekti Suryani
Ini Pentingnya Ukur Lingkar Pinggang untuk Deteksi Risiko Obesitas Obesitas - clevelandclinic.org

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA– Memantau berat badan rutin dan mengukur lingkar pinggang menjadi salah satu satu cara menghindari terkena obesitas. 

Dokter Spesialis Gizi Marya Haryono mengatakan, penting untuk memperhatikan seberapa besar timbunan lemak yang ada di perut. Pasalnya, berat badan saja tidak bisa dijadikan patokan obesitas sentral

Advertisement

Banyak orang dengan berat badan yang tampak tapi perutnya buncit, sehingga berisiko obesitas sentral serta diabetes. 

“Berdiri dengan tegak dan bernapas seperti biasa, lalu ukur lingkar pinggang Anda sejajar dengan pusar menggunakan jengkal tangan, mulai dari depan atau belakang,” jelasnya dalam Media Workshop “Stop Rantai Obesitas Sedini Mungkin”, Rabu (1/3/2023). 

Ukuran lingkar pinggang ideal untuk wanita adalah kurang dari 80 cm, sedangkan untuk laki-laki tidak lebih dari 90 cm. Menurutnya, jika lingkar pinggang melebihi empat jengkal, maka itu bisa menjadi tanda seseorang obesitas. 

"Jika ada skrining awal seperti itu, artinya penting untuk datang ke dokter dan mulai perbaiki pola makan menjadi lebih sehat, dan menambah aktivitas fisik," ujar dokter spesialis gizi klinik tersebut. 

Marya mengatakan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, bahkan obesitas sudah mengintai usia dini, di ana satu dari lima anak berusia lima sampai 12 tahun, dan satu dari tujuh remaja berusia 13-18 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. 

“Obesitas pada anak berpotensi memicu sindrom metabolik yang menyebabkan meningkatnya risiko penyakit tidak menular, seperti stroke, jantung hingga diabetes militus,” jelasnya. 

Cegah Obesitas dengan Pantau Kemasan Pangan

Pada kesempan yang sama, Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan POM RI, Anisyah mengatakan salah satu upaya untuk mengetahui asupan gula, garam, dan lemak dari pangan olahan kemasan, masyarakat diajak untuk lebih cermat dalam membaca label gizi kemasan pangan olahan yang dikonsumsi. 

Masyarakat harus selalu memperhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan, yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat (termasuk gula) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian.

Adapun, berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan). 

Bahkan, saat ini Badan POM juga turut memudahkan masyarakat memilih pangan yang lebih sehat adalah dengan mencantumkan keterangan Logo “Pilihan Lebih Sehat” pada pangan olahan yang memenuhi kriteria kandungan gula, garam, lemak dan/atau zat gizi lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement