Advertisement

Ini Bahaya Duduk Terlalu Lama terhadap Punggung, Tulang Belakang, & Leher

Feni Freycinetia Fitriani
Kamis, 02 September 2021 - 18:47 WIB
Budi Cahyana
Ini Bahaya Duduk Terlalu Lama terhadap Punggung, Tulang Belakang, & Leher Sakit punggung lagi - boldsky.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Selama pandemi Covid-19, kebanyakan orang cenderung duduk terlalu lama di depan komputer selama berjam-jam tanpa beristirahat sejenak. Kebiasaan tersebut dapat mengakibatkan ke berbagai masalah kesehatan, misalnya sakit punggung, tulang belakang, bahkan leher.

Berdasarkan Heart Research Institute (HRI), orang dewasa baiknya melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit dengan intensitas sedang, atau 75 menit dengan intensitas kuat perminggunya, serta melakukan aktivitas penguatan otot pada dua hari atau lebih per minggu.

Advertisement

Bagi mereka yang tidak melakukan rekomendasi aktivitas fisik tersebut, dapat dianggap sebagai 'tidak aktif' atau pasif karena mereka tidak melakukan banyak gerakan dan aktivitas olahraga.

Mengapa hal tersebut menjadi salah satu kekhawatiran?

HRI menjelaskan bahwa tubuh dan sistemnya (termasuk jantung dan sistem kardiovaskular) dibangun untuk dapat bekerja lebih efektif saat aktif. Namun jika kondisi dianggap tidak aktif, bagaimanapun juga, berarti terdapat lebih sedikit kalori yang terbakar dan akhirnya membuat kenaikan berat badan lebih mungkin terjadi.

"Gaya hidup yang tidak banyak bergerak [pasif] dapat melipatgandakan hingga tiga kali kepada peluang untuk menderita penyakit seperti obesitas, hipertensi, ketidakseimbangan hormon, metabolisme lamban, sirkulasi darah buruk, kanker usus besar," ujar konsultan ahli bedah penggantian lutut di Zen Multispeciality Hospital, Rakesh Nair seperti dikutip dari indianexpress, Kamis (26/8/2021).

Rakesh juga memaparkan akan memungkinkan adanya peradangan dalam tubuh bagi mereka yang cenderung menghabiskan waktu bersantai berjam-jam. Masalah kesehatan mengkhawatirkan lainnya juga memungkinkan terjadi seperti sleep apnea, nyeri sendi hingga stroke.

Menurut World Health Organization (WHO), baik di negara maju maupun negara berkembang, terdapat 60-85 persen masyarakat menjalani gaya hidup pasif (tidak banyak bergerak). Dengan persentase sebesar itu menjadikannya salah satu masalah keseahatan serius namun tidak cukup menjadi perhatian dan tidak mendapat penanganan yang baik di era ini.

Tak berhenti sampai disitu, gaya hidup pasif juga memungkinkan diri untuk mengalami masalah pada tulang dan tulang belakang. Rakesh mengungkapkan akan adanya penurunan kekuatan otot. Karena kepadatan mineral tulang yang rendah dan tulang juga menjadi lebih lemah, memungkinkan diri untuk menderita osteoporosis.

"Demikian juga, gaya hidup pasif dapat menyebabkan masalah punggung dan leher karena punggung menjadi kaku, lemah, dan mengalami dekondisi [kurangnya fungsi tubuh akibat minim aktivitas], yang akhirnya menimbulkan nyeri leher," jelas Rakesh.

Tulang menyerap kalsium bermuatan positif dengan muatan negatif yang diciptakan oleh tarikan otot pada tulang. Meskipun tubuh telah mengonsumsi banyak kalsium, penderita osteoporosis masih dapat berkembang pada mereka yang pasif dalam bergerak akibat ototnya yang lemah. Hal tersebut disampaikan oleh Ahli Bedah dan Pendiri Ortopedi dan Penggantian Sendi Robotik Rumah Sakit NHS, Dr. Shubhang Anggarwal.

Tidak hanya secara fisik, gaya hidup yang tidak aktif juga berdampak pada kesehatan mental seperti stres, cemas, frustasi, depresi, gelisah, dan jengkel.

"Anda akan merasa rendah diri dan cenderung mudah lupa karena kesehatan kognitif yang menurun," tutur Rakesh.

Apa yang dapat dilakukan?
Jika kondisi tubuh sudah mengalami sakit punggung atau sakit leher, kelelahan kronis, segera periksakan diri ke ahli bedah ortopedi lebih awal sebelum menjadi lebih buruk.

Tindakan pencegahan masalah kesehatan ini, seperti yang direkomendasikan WHO ialah aktivitas fisik tingkat sedang hingga 30 menit setiap hari. Kurangi konsumsi merokok atau berhenti justru lebih baik, dan mengonsumsi makanan bernutrisi. Lakukan segala kegiatan untuk tetap aktif seperti menaiki tangga, melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, atau melakukan peregangan.

"Coba juga untuk berjalan sebanyak yang Anda bisa, bermeditasi untuk bebas dari stres,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Luhut Khawatir Kecerdasan Buatan Menggantikan Peran Manusia

News
| Senin, 02 Desember 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 05:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement