Advertisement

Pria Usia Lanjut Perlu Kenali Penyebab, Gejala dan Risiko Kanker Prostat

Desyinta Nuraini
Senin, 22 Februari 2021 - 13:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Pria Usia Lanjut Perlu Kenali Penyebab, Gejala dan Risiko Kanker Prostat Ilustrasi penderita prostat - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Pria berusia lanjut perlu melakukan deteksi dini kanker prostat. Sebab, dari banyak kasus yang ada, penderita kanker ini datang ketika sudah dalam stadium lanjut.

"Data menunjukkan hampir 60-70 persen datang sudah stadium 3 dan 4. Data terakhir menurun sedikit menjadi sekitar 50 persen," ujarnya Dokter Spesialis Konsultan Uro-onkologi Siloam Hospitals ASRI dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid baru-baru ini.

Advertisement

Padahal, lanjut Rizal, pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun dan mencapai di atas 90 persen. Namun ketika sudah mencapai stadium 4 harapan hidup turun menjadi sekitar 30 persen. Oleh karena itu, program deteksi dini yang lebih baik dan efisien perlu ditingkatkan.

Baca juga: Hampir 7 Tahun Menikah, Kim Kardashian Gugat Cerai Kanye West

Kanker prostat merupakan kanker yang terjadi di prostat, sebuah kelenjar kecil berbentuk buah kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani sebagai pemberi makan dan pengangkut sperma.

Banyak kanker prostat tumbuh perlahan dan terbatas pada kelenjar prostat, di mana mereka mungkin tidak menyebabkan kerusakan yang serius. Namun, beberapa jenis lainnya bisa bersifat agresif dan dapat menyebar dengan cepat.

Rizal menjelaskan kanker prostat terutama stadium awal yang berukuran 1/2-1 cm biasanya tidak menunjukkan gejala.

Berbeda ketika kanker tersebut sudah membesar. Gejala yang dijumpai berupa kesulitan buang air kecil, kekuatan menurun dalam aliran urin, darah dalam urin, darah di air mani, sakit tulang, menurunkan berat badan tanpa berusaha, hingga disfungsi ereksi.

"Kalau kankernya sudah besar baru timbul gejala," sebut Rizal.

Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat meliputi pertama, usia yang semakin tua. Penyakit ini paling umum terjadi setelah usia 50 tahun.

Kedua ras. Untuk alasan yang belum ditentukan, orang kulit hitam memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat daripada orang dari ras lain. Pada orang kulit hitam, kanker prostat juga lebih cenderung menjadi agresif atau lanjut.

Baca juga: IPHI DIY Desak Pemerintah Beri Penjelasan soal Haji 2021

Ketiga sejarah keluarga. Jika saudara sedarah, seperti orang tua, saudara kandung atau anak, telah didiagnosis menderita kanker prostat, risiko seseorang mengalaminya akan meningkat.

Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga dengan gen yang meningkatkan risiko kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2) atau riwayat keluarga kanker payudara yang sangat kuat, risiko seorang laki-laki terkena kanker prostat bisa jadi lebih tinggi.

Obesitas

Keempat obesitas. Orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan orang yang dianggap memiliki berat badan ideal. Pada orang gemuk, kanker lebih cenderung menjadi lebih agresif dan lebih mungkin untuk muncul setelah perawatan awal.

"Kanker penyebabnya multifaktorial. Kalau hidup sehat, benar kelola stres, benar istirahat cukup, masih kena kanker prostat, itu bisa saja karena genetik atau bawaan," jelas Rizal.

Oleh karena itu dia berpendapat penting untuk melakukan deteksi dini kanker prostat. Upaya dalam mendeteksi kanker prostat lebih dini menjadi fokus bagi praktik Urologi di Indonesia saat ini. Pemeriksaan dini disarankan mulai dilakukan pada pria yang menginjak usia 40 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement