Advertisement
Suka Makan Babat dan Jeroan? Awas, Penyakit Ini Mengintai

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kesehatan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh pola makannya. Sejumlah orang kerap kali salah kaprah antara makanan berlemak dengan makanan berlemak jenuh. Contoh lain, sebagian orang juga mempercayai bahwa makanan berlemak tetap bisa diatasi lewat olahraga untuk mencegah kegemukan.
Padahal menurut Lifestyle Educator dan Food Expert Yohanes Sunardi, makanan babat dan jeroan punya kadar lemak jenuh yang sangat tinggi. Kadar lemak jenuh ini sangat cepat membuat kolesterol dan mempertebal pembuluh darah.
Advertisement
“Jadi ini logikanya jangan terbalik, boleh makan babat dan jeroan lalu olahraga. Bukan begitu, karena makanan itu saja sudah tidak sehat, banyak lemak jenuhnya,” ujar Yohanes pada Zoom Meeting, Jumat (12/6/2020).
Pada era normal baru dengan kesadaran kesehatan yang meningkat di kalangan masyarakat, isu-isu kesehatan menjadi tren baru. Hal ini juga menjawab banyaknya kasus orang yang terkena serangan jantung atau stroke justru saat sesudah berolahraga. Salah satu yang dialami artis Indonesia, Ashraf Sinclair, pada awal 2020 lalu.
“Bisa jadi permasalahannya bukan karena kelelahan olahraga saja, tapi cek juga makanannya. Kalau komponen makanan selama ini banyak lemak jenuh ini berbahaya,” tuturnya.
Dia pun menegaskan pentingnya dalam porsi satu kali makan, Anda harus menambahkan sayuran khususnya sayuran hijau. Selain itu pada pandemi dan integrase normal baru, Yohanes juga berpesan agar masyarakat menunda makanan protein yang dimasak setengah matang. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri yang berkembang dalam tubuh.
Dia menegaskan, makanan dan minuman punya fungsi paling penting dalam tubuh yakni menjaga imunitas. Makanan dan minuman jugalah yang memastikan fungsi tubuh berjalan dengan baik. Selain memberikan energi, makanan dan minuman punya fungsi sebagai bahan perbaikan tubuh dan menjaga daya tahan.
“Pada kondisi sekarang yang paling penting adalah menjaga imunitas maka higienitas wajib hukumnya,” sambungnya.
Yohanes lantas memberi tips new normal. Pertama, selalu memakai masker dan menjaga jarak, berolahraga, istirahat yang cukup dan menjaga diri dari stres. Kedua, rajin cuci tangan dan mandi selesai beraktivitas.
Ketiga, mengonsumsi makanan yang sehat, dan minum vitamin atau suplemen jika diperlukan. Keempat, selalu awasi suhu badan dan gejala lain dalam tubuh setiap harinya.
Kelima, jika mengalami gejala khusus langsung pergi ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit untuk penindakan lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Capaian Nyata BPJS Kesehatan, Bukti Pemerataan Layanan JKN Hingga ke Pedalaman
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang, Senin 14 Juli 2025
- Jadwal Bus Sinar Jaya (Malioboro-Pantai Parangtritis dan Pantai Baron Gunungkidul), Senin 14 Juli 2025
- Rencana Integrasi Puskesmas Pembantu ke Koperasi Desa Merah Putih, Dinkes Sleman Tunggu Juknis
- Jadwal Perpanjangan SIM Ditlantas Polda DIY, Senin 14 Juli 2025
- Rute Trans Jogja, Melewati Kampus, Perkantoran hingga Rumah Sakit, Senin 14 Juli 2025
Advertisement
Advertisement