Advertisement
Spotify Dibobol, 300 TB Data Musik dan Jutaan Artis Dicuri
Aplikasi Spotify. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Spotify mengakui adanya insiden keamanan setelah kelompok Anna’s Archive mengklaim mencuri hampir seluruh metadata musik dan jutaan profil artis.
Data yang bocor mencakup metadata dari 256 juta lagu yang terhubung dengan lebih dari 15,4 juta profil artis. Total data yang diklaim dicuri mencapai hampir 300 terabyte. Kelompok peretas tersebut berencana membagikan koleksi ini secara gratis melalui jaringan torrent.
Advertisement
Spotify telah mengakui adanya insiden keamanan ini. Juru bicara perusahaan menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi dan menonaktifkan akun-akun yang bertanggung jawab atas aksi pengikisan data (data scraping) ilegal tersebut.
"Spotify telah mengidentifikasi dan menonaktifkan akun pengguna jahat yang terlibat dalam pengikisan ilegal," ujar perwakilan Spotify, dikutip dari Digital Music News, Rabu (24/12/2025).
BACA JUGA
Perusahaan menegaskan telah menerapkan sistem keamanan baru dan terus memantau aktivitas mencurigakan. “Sejak hari pertama, kami berdiri bersama komunitas seniman melawan pembajakan dan secara aktif bekerja sama dengan mitra industri untuk melindungi hak-hak pencipta,” tegas juru bicara tersebut.
Metadata hingga File Audio: 99 Persen Musik Spotify Terancam
Dalam unggahan blog resminya, Anna's Archive mendetailkan bahwa data yang dikumpulkan mencakup informasi publik seperti durasi lagu, volume streaming, tingkat popularitas, genre, hingga tanggal rilis.
Mereka mengklaim telah mengarsipkan sekitar 86 juta file musik, yang mewakili sekitar 99,6 persen dari total jangkauan pendengar Spotify. “Saat ini arsip hanya tersedia melalui torrent untuk tujuan pelestarian. Namun, jika ada minat, kami dapat menyediakan unduhan file individual,” tulis kelompok tersebut.
Ancaman "Spotify Gratis" dan Pelatihan AI Ilegal
Pakar industri menyoroti dampak jangka panjang dari kebocoran ini. Yoav Zimmerman, Kepala Third Chair, menilai dampak tersebut mustahil untuk dikendalikan sepenuhnya.
“Data tersebut sudah beredar di jaringan peer-to-peer (P2P), dan tidak ada cara untuk menariknya kembali,” tulis Zimmerman. Secara teoritis, kebocoran ini memungkinkan siapa pun membuat layanan pemutar musik pribadi menggunakan server seperti Plex, meskipun hal tersebut melanggar hukum hak cipta.
Selain risiko pembajakan, insiden ini memunculkan ancaman baru di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Kumpulan data audio masif ini berpotensi digunakan untuk melatih model AI generatif guna menghasilkan konten suara tiruan tanpa izin. Anna's Archive sendiri menyatakan bahwa model bahasa besar (Large Language Models) berkembang pesat jika mendapatkan data berkualitas tinggi.
Spotify menyatakan penyelidikan internal masih terus berlangsung. Perusahaan menduga pihak ketiga menggunakan metode ilegal untuk melewati sistem Digital Rights Management (DRM) guna mengakses file audio mentah.
“Kami sedang aktif menyelidiki insiden ini,” kata juru bicara Spotify, tanpa merinci langkah hukum yang akan diambil. Hingga kini, dampak penuh terhadap industri musik global dan ekosistem kreator digital masih terus dipantau oleh para pengamat teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bom Meledak di Moskow, Terjadi Dekat Lokasi Pembunuhan Jenderal
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



