Advertisement
Makanan Ultra Processed Disebut Dokter Picu Risiko Kanker Usus
Foto ilustrasi makanan cepat saji. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Risiko kanker usus besar tidak hanya dipengaruhi faktor genetik, tetapi juga pola makan harian. Dokter spesialis gastroenterologi Universitas Stanford dan University of California, Los Angeles (UCLA), dr. Wendi LeBrett, merekomendasikan pembatasan konsumsi makanan ultra-olahan untuk menekan risiko kanker usus besar sejak dini.
Dikutip dari Hindustan Times, Rabu (17/12/2025), LeBrett mengatakan masyarakat perlu menghindari makanan ultra processed atau yang diolah berkali-kali. Sejumlah studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan ultra processed dan pembentukan polip usus besar yang berpotensi berkembang menjadi kanker usus besar.
Advertisement
Makanan olahan yang dimaksud meliputi kue kering kemasan, permen dan cokelat batangan, sereal manis, es krim, keripik dan camilan krispi, mi instan, roti putih kemasan, wafel, nugget ayam, hotdog, daging olahan dengan bahan tambahan, soda, minuman energi, protein dan granola batangan, serta keju olahan. Seluruh jenis makanan tersebut dinilai berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker usus besar jika dikonsumsi berlebihan dan dalam jangka panjang.
Studi Harvard mengungkapkan bahwa perempuan muda berusia kurang dari 50 tahun yang mengonsumsi makanan ultra-olahan atau ultra-processed food (UPF) dalam jumlah tertinggi memiliki risiko 45 persen lebih besar mengalami polip usus, yang kemudian dapat berkembang menjadi kanker kolorektal atau kanker usus besar.
BACA JUGA
Penelitian tersebut dilakukan oleh Andrew T. Chan dari Massachusetts General Hospital dan Harvard Medical School, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, bersama rekan-rekannya, dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah JAMA Oncology. Temuan ini memperkuat bukti bahwa pengendalian pola makan menjadi langkah penting dalam pencegahan kanker usus besar.
Pembatasan konsumsi makanan ultra-olahan, disertai penerapan pola makan sehat dan seimbang, dinilai sebagai salah satu langkah preventif efektif untuk menurunkan risiko kanker usus besar, terutama pada kelompok usia produktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Hindustan Times
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Korban Bencana Aceh Dapat 1.000 Rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




