Advertisement

Dokter Anak: Protein Hewani Penting bagi Anak di Bawah 2 Tahun

Newswire
Sabtu, 01 November 2025 - 23:07 WIB
Maya Herawati
Dokter Anak: Protein Hewani Penting bagi Anak di Bawah 2 Tahun Ilustrasi daging / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Dokter anak I Gusti Ayu Nyoman Partiwi menyebut protein hewani penting diberikan sejak dini karena mudah diserap tubuh dan mencegah anemia, terutama untuk anak usia di bawah dua tahun.

"Ada kepercayaan di masyarakat Indonesia, di kamar praktik saya, (orang tua pasien) bilang anaknya banyak makan sayur, itu yang harus diberi tahu bahwa itu salah, harus ada protein hewani," kata Tiwi dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Advertisement

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menekankan bahwa protein hewani tidak melulu harus menggunakan bahan dengan harga yang cukup mahal seperti daging merah. Orang tua dapat menggantinya dengan bahan yang lebih ekonomis seperti telur, ikan lele atau kembung.

Supaya penyerapannya lebih maksimal, berikan makanan yang mengandung vitamin C yang bisa didapatkan melalui sayur seperti tomat dan buah sebagai pencuci mulut berupa jeruk atau pepaya.

Ia menyampaikan bahwa protein hewani tidak hanya akan membantu tumbuh kembang anak, tetapi juga menghindarkannya dari kekurangan zat besi yang berujung pada anemia. Sifatnya yang mudah diserap oleh tubuh juga cocok terutama bagi anak-anak yang berumur masih di bawah 2 tahun.

Berbeda dengan sayuran seperti bayam yang meski baik untuk tubuh, proteinnya lebih sulit diserap.

"Anak-anak di bawah dua tahun pencernaannya itu masih belajar, jadi kita sebagai orang tua harus memberi makanan yang mudah diserap oleh usus," kata dia.

Makanan yang diberikan pada anak juga disarankan mengikuti pola gizi seimbang yang menyertakan karbohidrat. Misalnya, menggunakan nasi, roti, kentang, ubi atau jagung. Orang tua dapat memberikan anak menu keluarga yang sama, tentunya dengan porsi yang lebih kecil.

"Anak-anak itu akan meniru orang tua, jadi sarapan yang paling baik adalah makanan yang lengkap," ujarnya.

Dalam kesempatan itu Tiwi turut menekankan bahwa kecukupan zat besi yang bisa diperoleh dari protein hewani berperan besar untuk performa dan masa depan anak. Terlebih lagi Indonesia masih menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara.

Bahkan sebuah survei juga menunjukkan bahwa 50 persen ibu tidak tahu bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak pada kepintaran.

"Zat besi merupakan zat gizi mikro penting untuk mendukung kemampuan belajar seseorang. Jika kondisi tersebut dibiarkan akan berdampak jangka panjang hingga dewasa," katanya.

Secara biomedis, zat besi adalah salah satu elemen yang membentuk inti kehidupan manusia. Hemoglobin pada sel darah merah yang menjadi kendaraan oksigen dan sejumlah gizi penting untuk tubuh, memiliki struktur besi yang krusial.

Ketika asupan zat besi tidak tercukupi, tubuh kehilangan kemampuan memproduksi hemoglobin yang cukup, menyebabkan otak kekurangan oksigen. Efeknya bukan hanya pada fisik yang lemah, tetapi juga pada kapasitas kognitif. Kekurangan oksigen di otak menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, kecemasan, dan bahkan depresi.

Kondisi tersebut bisa membuat kebugaran dan ketangkasan berpikir menurun yang tentu saja bisa membuat prestasi belajar dan produktivitas kerja jadi menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Korban Kerusuhan Demo di Tanzania

Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Korban Kerusuhan Demo di Tanzania

News
| Sabtu, 01 November 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata
| Sabtu, 01 November 2025, 16:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement