Advertisement
Di Artjog 2025, Kita Berkebaya Gemakan Gerakan Pakai Kebaya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Di panggung Artjog, Kita Berkebaya persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Narasi menggemakan gerakan berkebaya sebagai pakaian keseharian.
Acara yang diawai dengan rangkaian aktivitas kreatif dan edukatif ini bertujuan meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap kebaya sebagai bagian dari identitas budaya yang terus berkembang.
Advertisement
Di panggung Artjog, Jogja National Museum, Kamis (7/8/2025), ratusan audiens lantas disuguhi film pendek karya sutradara Bramsky berjudul #KitaBerkebaya yang berdurasi sekitar 14 menit.
Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian memaparkan kebaya merupakan warisan budaya Indonesia yang penuh dengan makna dan filosofi, serta mencerminkan nilai-nilai tradisi, martabat, dan identitas perempuan Indonesia.
“Hal ini mendorong kami untuk menginisiasi gerakan Kita Berkebaya yang kembali mengingatkan kebaya sebagai simbol ekspresi diri, kebanggaan budaya, dan pemberdayaan perempuan lintas generasi,” ujarnya, Kamis.
Renita mengaku awalnya #KitaBerkebaya dikonsep sebagai film yang meriah namun dalam prosesnya, film dijadikan alat pergerakan memasyarakatkan kebaya lagi karena pakaian nusantsara itu bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kehadiran Kita Berkebaya di panggung ARTJOG ini, diharapkan lahir kesadaran baru akan pentingnya merawat dan menghidupkan kembali kebaya sebagai bagian dari identitas budaya yang kaya dan terus berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi yang memberdayakan, baik dari penjual kain, penjahit, pembatik, perancang busana, hingga pelaku industri kreatif lainnya di seluruh Indonesia,.
Setelah pemutaran film, acara kemudian dilanjut dengan karya artistik dari abdi dalem Pura Mangkunegaran yang merepresentasikan makna kebaya. Penampilan ini menjadi pengantar menuju diskusi seputar budaya, ekspresi diri dan pemberdayaan.
GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, Pengageng Kawedanan Panti Budaya Pura Mangkunegaran, mengatakan melampaui perannya sebagai busana tradisional, diskusi membahas kebaya dari berbagai sudut pandang, mulai dari pengaruh budaya Jawa, sejarah, dan warisan keraton yang membentuk karakternya, hingga perannya sebagai identitas dan bentuk ekspresi diri perempuan.
“Kebaya bukan hanya warisan kain dan jahitan melainkan cerita tentang perjalanan budaya, identitas dan jati diri perempuan Indonesia. Generasi muda memiliki peran penting untuk menghidupkan kembali kebaya, tidak hanya dengan memakainya, tetapi juga dengan memberi nafas baru lewat ide, kolaborasi, dan kreativitas,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

RI Siapkan Alternatif Penampungan Warga Gaza Butuh Perawatan Medis
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress, Kamis 7 Agustus 2025
- Pemkab Gunungkidul Siapkan Tanjungsari Jadi Lokus Stunting 2026
- Dispertapa Kulonprogo Sudah Salurkan Seribu Ton Beras, Paling Banyak di Sentolo
- Pemda DIY Bagi Beban Kunjungan Wisata, Ini Alasannya
- Jadwal KRL Jogja Solo, Kamis 7 Agustus 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu
Advertisement
Advertisement