Advertisement
Diangkat dari Kisah Nyata, Horor Petaka Gunung Gede Bawa Pesan Moral untuk Pendaki
![Diangkat dari Kisah Nyata, Horor Petaka Gunung Gede Bawa Pesan Moral untuk Pendaki](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203380/petaka_gunung.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Film horor Petak Gunung Gede secara resmi tayang di Bioskop mulai Kamis (6/2/2025). Film ini tidak sekadar mengangkat tentang horor, namun membawa pesan penting bagi para pendaki gunung untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan menghormati kearifan lokal yang ada.
Secara umum film ini menceritakan kisah nyata di 2007 antara Maya yang diperankan oleh Arla Ailani dan Ita dimainkan oleh Adzana Ashel. Keduanya memutuskan untuk mendaki Gunung Gede guna mengisi liburan.
Advertisement
Ketika awal perjalanan sangat menggembirakan, namun dalam perjalanan situasi berubah karena salah satu dari mereka dinilai melanggar larangan adat atau kearifan lokal. Ita saat itu mendaki dalam keadaan datang bulan atau haid. Sepulang dari mendaki, ia pun mengalami sejumlah teror mistis.
BACA JUGA : Ngobrol Bareng Sutradara Yandy Laurens: Adaptasi Film Sama Seperti Adopsi Anak
Tak sekadar mendalami karakter, namun para pemain harus siap dengan kondisi fisik mereka karena harus benar-benar ikut mendaki gunung.
"Kebetulan saya dengan Adza memang baru pertama kali naik gunung, untungnya member yang lain sudah punya pengalaman naik gunung jadi saya bisa belajar dari mereka. Selain itu dibantu 150 porter dari warga lokal," kata Arla Ailani di sela-sela menemui penonton di JCM, Kamis.
Bagi Adza tantangan lain, ia harus memerankan karakter Ita yang sudah almarhum sehingga sangat kesulitan untuk mengulik cerita lebih lanjut. "Agak susah untuk ngulik karakter lebih lanjut, karena sosok Ita ini ada orang aslinya, paling susah mendalami karakter," ucap Adzana.
Adzana mengungkap ada sejumlah pesan penting dalam film tersebut khususnya bagi siapa saja yang ingin mendaki gunung. Di antaranya harus menghormati adat atau kearifan lokal setempat. Apa pun aturannya sebaiknya ditaati sebagai cara untuk menghormati kearifan lokal. Selain itu membawa pesan pentingnya persahabatan saat mendaki gunung gunung.
BACA JUGA : Merespons Isu Terkini, Galaksi Unisa Jogja Tampilkan Sembilan Film Karya Mahasiswa
"Harus mematuhi apa yang sudah dianjurkan, karena saya yakin setiap tempat itu punya kearifan yang berbeda-beda," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203399/medis.jpg)
Pendaftaraan Pemeriksaan Kesehatan Gratis lewat Aplikasi Satu Sehat, Anggota DPR: Jangan Sampai Menyulitkan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Terlibat Perselingkuhan, Dua ASN di Lingkup Pemkab Gunungkidul Dipecat
- Tim SAR Masih Sering Temukan Pengunjung Bermain di Area Berbahaya di Pantai Gunungkidul
- Insiden Kecelakaan L300 Vs Vario, Korban Terluka di Bagian Kepala
- Pelaku Pembakaran Nasi Balap di Kasihan, Pesta Miras Sebelum Melakukan Aksinya
- BNNP DIY Sebut 2 Kelurahan di Jogja Rawan Peredaran Narkoba Tertinggi
Advertisement
Advertisement