Advertisement

Diangkat dari Kisah Nyata, Horor Petaka Gunung Gede Bawa Pesan Moral untuk Pendaki

Sunartono
Jum'at, 07 Februari 2025 - 08:07 WIB
Sunartono
Diangkat dari Kisah Nyata, Horor Petaka Gunung Gede Bawa Pesan Moral untuk Pendaki Para pemain film horor Petaka Gunung Gede. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Film horor Petak Gunung Gede secara resmi tayang di Bioskop mulai Kamis (6/2/2025). Film ini tidak sekadar mengangkat tentang horor, namun membawa pesan penting bagi para pendaki gunung untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan menghormati kearifan lokal yang ada.

Secara umum film ini menceritakan kisah nyata di 2007 antara Maya yang diperankan oleh Arla Ailani dan Ita dimainkan oleh Adzana Ashel. Keduanya memutuskan untuk mendaki Gunung Gede guna mengisi liburan.

Advertisement

Ketika awal perjalanan sangat menggembirakan, namun dalam perjalanan situasi berubah karena salah satu dari mereka dinilai melanggar larangan adat atau kearifan lokal. Ita saat itu mendaki dalam keadaan datang bulan atau haid. Sepulang dari mendaki, ia pun mengalami sejumlah teror mistis.

BACA JUGA : Ngobrol Bareng Sutradara Yandy Laurens: Adaptasi Film Sama Seperti Adopsi Anak

Tak sekadar mendalami karakter, namun para pemain harus siap dengan kondisi fisik mereka karena harus benar-benar ikut mendaki gunung.

"Kebetulan saya dengan Adza memang baru pertama kali naik gunung, untungnya member yang lain sudah punya pengalaman naik gunung jadi saya bisa belajar dari mereka. Selain itu dibantu 150 porter dari warga lokal," kata Arla Ailani di sela-sela menemui penonton di JCM, Kamis.

Bagi Adza tantangan lain, ia harus memerankan karakter Ita yang sudah almarhum sehingga sangat kesulitan untuk mengulik cerita lebih lanjut. "Agak susah untuk ngulik karakter lebih lanjut, karena sosok Ita ini ada orang aslinya, paling susah mendalami karakter," ucap Adzana.

Adzana mengungkap ada sejumlah pesan penting dalam film tersebut khususnya bagi siapa saja yang ingin mendaki gunung. Di antaranya harus menghormati adat atau kearifan lokal setempat. Apa pun aturannya sebaiknya ditaati sebagai cara untuk menghormati kearifan lokal. Selain itu membawa pesan pentingnya persahabatan saat mendaki gunung gunung.

BACA JUGA : Merespons Isu Terkini, Galaksi Unisa Jogja Tampilkan Sembilan Film Karya Mahasiswa

"Harus mematuhi apa yang sudah dianjurkan, karena saya yakin setiap tempat itu punya kearifan yang berbeda-beda," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pendaftaraan Pemeriksaan Kesehatan Gratis lewat Aplikasi Satu Sehat, Anggota DPR: Jangan Sampai Menyulitkan

News
| Jum'at, 07 Februari 2025, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement