Obat untuk Mengurangi Gejala Menopause Ternyata Punya Dampak Buruk
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Obat untuk mengurangi gejala menopause ternyata ada dampak buruknya. Karenanya perempuan yang memasuki masa menopause diminta untuk berhati-hati.
Menurut siaran Medical Daily pada Rabu (18/12/2024), Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) baru-baru ini memberikan peringatan keras mengenai penggunaan obat menopause yang dikaitkan dengan cedera hati.
Advertisement
FDA memperingatkan bahwa Veozah (fezolinetant), obat yang digunakan untuk mengatasi gejala menopause, dapat menyebabkan cedera hati.
Dalam siaran persnya, FDA menyampaikan bahwa jika ada tanda dan gejala yang menunjukkan cedera hati maka menghentikan pengobatan dapat mencegah cedera hati memburuk dan berpotensi memulihkan fungsi hati.
Veozah merupakan pengobatan yang disetujui FDA untuk gejala vasomotor sedang hingga berat, istilah medis untuk sekelompok gejala menopause seperti berkeringat malam dan hot flashes.
Sebutan hot flashes digunakan untuk sensasi hangat yang tiba-tiba muncul di tubuh bagian atas, yang biasanya disebabkan oleh perubahan hormon sebelum, selama, dan setelah menopause.
BACA JUGA: Prabowo Beri Kesempatan Koruptor Bertobat, Ini Syaratnya
Veozah adalah obat resep nonhormonal dalam golongan antagonis reseptor neurokinin 3 (NK3) yang dapat membantu menyeimbangkan estrogen dan neurokinin B dengan cara memblokir reseptor NK3 yang memengaruhi pengaturan suhu tubuh.
Efek samping umum dalam penggunaannya meliputi sakit perut, diare, sulit tidur, sakit punggung, dan hot flashes.
Informasi resep Veozah sudah mencakup peringatan tentang peningkatan nilai tes darah hati dan perlunya pemantauan kondisi hati.
FDA memperbarui rekomendasi pemeriksaan dan memperkuat peringatan setelah meninjau kasus pasca-pemasaran tentang seorang pasien yang mengalami peningkatan nilai tes darah hati dan tanda-tanda cedera hati setelah sekitar 40 hari menggunakan obat tersebut.
Gejala pasien yang meliputi kelelahan, mual, gatal, mata dan kulit menguning, tinja berwarna terang, dan urine berwarna gelap berangsur-angsur membaik dan nilai tes darahnya kembali normal setelah penghentian pengobatan.
Dalam rekomendasi FDA terbaru, pasien dan tenaga kesehatan diminta melakukan pemeriksaan hati bulanan selama dua bulan pertama pengobatan serta menjalaninya bersama tes lain yang sudah dilakukan pada bulan ke-3, ke-6, dan ke-9.
Informasi resep terbaru juga menginstruksikan pasien untuk segera menghentikan pengobatan dan menghubungi tenaga kesehatan yang meresepkan obat jika tanda dan gejala cedera hati muncul.
Karena respons individu terhadap pengobatan bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti kesehatan, genetika, kondisi yang mendasari, dan pengobatan lain, FDA menyatakan bahwa mustahil untuk memprediksi seberapa besar kemungkinan seseorang mengalami masalah hati karena penggunaan obat ini.
Astellas selaku produsen menyatakan bahwa "manfaat-risiko Veozah secara keseluruhan tetap positif", tetapi menekankan pentingnya memastikan pasien dan penyedia layanan kesehatan menyadari potensi efek sampingnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Targetkan 700 Ribu Kunjungan, Taman Pintar Hadirkan Zona Planetarium dan Dome Area
Advertisement
Berita Populer
- Libur Natal dan Tahun Baru, Jumlah Penumpang Bandara YIA Diprediksi hingga 14 Ribu per Hari
- Terabas Marka di Tugu Pensil, Truk Boks Seruduk 3 Kendaraan, 5 Orang Luka-Luka
- Jalur Fungsional Akses Keluar Tol Bawen Dibuka Selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Pemkab Sleman Berkomitmen Mengentaskan Kemiskinan, Siapkan Beragam Program
- Uji Coba Makan Bergizi Gratis SD Mumahadiyah Wonopeti I Rampung, Sekolah Minta Dilanjutkan
Advertisement
Advertisement