Advertisement

Promo Desember

Hindarkan Anak dari Lingkungan Pertemanan yang Tak Sehat, Ini yang Bisa Dilakukan Orang Tua

Newswire
Minggu, 15 Desember 2024 - 22:27 WIB
Arief Junianto
Hindarkan Anak dari Lingkungan Pertemanan yang Tak Sehat, Ini yang Bisa Dilakukan Orang Tua Ilustrasi anak dan orang tua - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Sebagai orang tua, Anda pasti tak rela jika anak terjebak dalam lingkungan pertemanan yang negatif dan toxic. Itulah sebabnya, Anda juga harus mengambil peran dalam membantu anak menemukan lingkungan pertemanannya.

Psikolog anak dan remaja, Gisella Tani Pratiwi membagikan sejumlah kiat bagi orang tua untuk membantu anak-anaknya mempunyai lingkungan pertemanan yang positif untuk terhindar dari tindakan atau perilaku seksual.

Advertisement

“Anak perlu mendapatkan bimbingan untuk menjalin pertemanan yang sehat dan kesempatan untuk mempraktikkan atau melatih kemampuan bersosialisasi baik di ranah hubungan langsung dan daring,” kata Gisella di Jakarta, Minggu (15/12/2024).

Menurut Gisella, anak perlu memahami dirinya terlebih dahulu untuk dapat memilah dan mengolah relasi sosialnya. Hal ini berkaitan dengan melatih insting dan pemahaman akan relasi sosial yang berbahaya dan aman.

Orang tua, pihak sekolahnya atau orang-orang terdekat dapat menjadi model percontohan (role model) yang baik agar anak paham mengenai relasi sosial yang sehat. “Anak juga perlu dibekali informasi akses keamanan. Termasuk adanya indikasi atau tanda-tanda orang yang mencurigakan atau membuat anak merasa tidak aman, serta akses perlindungan mana yang ia bisa raih,” ujar dia.

BACA JUGA: Diduga Aniaya Siswa SMP, 12 Remaja Bantul Diperiksa Aparat Polsek Tanjungsari

Menurutnya supaya anak dapat berada di lingkaran pertemanan yang positif, orang tua dapat memberikan paparan contoh-contoh relasi sosial yang sehat dalam beberapa konteks sosial, yaitu di mana setiap individu saling menghargai satu sama lain dan berkomunikasi dengan terbuka.

Anak perlu diberikan kesempatan dan ceritanya perlu didengar dengan baik. Misalnya cerita soal pengalaman pertemanan sehari-hari, sehingga orang tua bisa membantu anak memprosesnya dan memberikan saran-saran yang bermanfaat.

Gisella mengatakan orang tua juga tidak boleh lupa untuk memberikan kesempatan anak untuk memilih atau berpendapat. “Sehingga dia tahu bahwa di dalam konteks sosial di luar keluarga, mereka dapat mengungkapkan pendapatnya, menjadi dirinya yang genuine dan mungkin kadang berbeda pendapat dan menolak hal-hal yang tidak baik menurut dirinya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Natal dan Tahun Baru Tetap Bekerja? Begini Aturan Uang Lembur bagi yang Bekerja Saat Libur

News
| Minggu, 15 Desember 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik

Wisata
| Jum'at, 13 Desember 2024, 21:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement