Pro-Kontra Punya Pasangan Hidup yang Usianya Beda Jauh

Harianjogja.com, JOGJA—Sebagian orang tentu tidak asing dengan pasangan Nick Jonas dan Priyanka Chopra, Blake Lively dan Ryan Reynolds, Leonardo DiCaprio dan Camila Morrone, Sule dan Nathalie Holscher atau Natasha Rizky dan Deddy Mahendra Desta yang sedang ramai diperbincangkan atas kasus gugatan cerai yang dilayangkan pembawa acara Tonight Show tersebut.

Satu persamaan yang dimiliki pasangan-pasangan tersebut ialah perbedaan usia yang cukup jauh. Jarak perbedaan usia mereka mulai dari 10 bahkan hingga 23 tahun, umumnya pernikahan beda usia hanya berjarak tiga hingga tujuh tahun.

Meski ada pasangan yang tetap langgeng bersama pasangannya yang berbeda usia cukup jauh, tapi ada pula beberapa yang akhirnya kandas di tengah jalan. 

Studi dalam Journal of Population Economics menyebut perbedaan usia 0–3 tahun menunjukkan kepuasan yang lebih besar dibandingkan dengan perbedaan usia 4–6 tahun. Begitu juga dengan pasangan jarak 4–6 tahun menunjukkan kepuasan yang lebih besar daripada mereka yang memiliki jarak 7 tahun lebih.

Akan tetapi tidak semua pasangan dengan perbedaan usia jauh berujung pada perpisahan. Lalu apa saja pro dan kontra pernikahan beda usia jauh? Simak rangkuman berikut ini:

Baca juga: Pria Ini Mengaku Hanya Hidup dengan Soda Selama 17 Tahun Terakhir

1. Komunikasi yang baik dan Less drama

Perbedaan usia tak jarang membuat pasangan suami-istri memiliki misi hidup yang berbeda, misal jika pasangan yang lebih tua fokus untuk menabung sementara pasangan yang lebih muda mungkin masih fokus untuk membangun kariernya.

Meski demikian sebuah penelitian yang diterbitkan dalam North American Journal of Psychology menunjukkan bahwa pasangan beda usia jauh justru lebih sedikit kecemburuan dan lebih banyak kepercayaan serta cinta yang tak mementingkan diri sendiri.

Peneliti berasumsi perbedaan usia membuat mereka berkomunikasi lebih dalam dan bekerja lebih keras secara emosional agar hubungan mereka tetap lancar. Sisi lain, pasangan yang seumuran terkadang melupakan hal tersebut karena merasa mereka berada di halaman yang sama atau tidak ada perbedaan antar keduanya.

2. Stabilitas ekonomi

Permasalahan ekonomi yang tidak stabil kerap kali memicu terjadinya konflik dalam rumah tangga, salah satu keuntungan menikah dengan pasangan yang lebih tua sebagian besar telah stabil secara finansial sebab mereka telah melewati lika-liku perjalanan karir lebih dulu. Setidaknya satu sumber konflik telah teratasi serta menghilangkan kemungkinan menjadi kaum “Young and Broke”.

3. Rencana memiliki anak

Semakin tua seiring dengan penurunan fungsi tubuh yang membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit termasuk tingkat kesuburan permasalahan ini mungkin terjadi pada pasangan wanita yang lebih tua tentunya keinginan mempunyai anak akan sulit dicapai.

Meski telah ada teknologi bayi tabung atau Fertilisasi In Vitro berdasarkan data pada tahun 2017 tingkat keberhasilan program bayi tabung di Indonesia mencapai 29% setara dengan data Internasional, yakni rata-rata tingkat keberhasilannya ialah sebesar 25–30%.

Faktor lain bisa pula pasanganmu menunda untuk memiliki anak karena ingin fokus mengejar karir terlebih dahulu.

4. Pasangan atau orang tua?

Hidup lebih lama membuat pasangan yang lebih tua mungkin merasa lebih superior dibandingkan pasangannya, tak jarang tanpa sadar mereka justru merasa sedang mengasuh anak dibandingkan pasangan.

Hal serupa mungkin dirasakan dengan pasangan yang lebih muda misalnya dalam setiap tindakan selalu dikomentari sehingga mereka menjadi frustasi akibat mendengar omelan dari pasangannya atau ketika terjadi perdebatan sulit untuk memahami pemikiran pasangan yang terlihat kekanak-kanakan bagimu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News