Setelah Ikan Paus, Kini Mesin Otomatis Jepang Jual Daging Beruang Jadi Menu Baru
Advertisement
Harianjogja.com, SEMBOKU—Mesin penjual otomatis atau vending machine di Jepang telah menawarkan berbagai hal, mulai dari minuman hingga makanan eksotis seperti daging ikan paus, siput dalam kaleng, atau serangga. Kini, mereka memiliki menu baru, yaitu daging beruang liar.
Melansir BBC, berbagai potongan beruang hitam lokal itu dijual dari mesin penjual otomatis di Kota Semboku, Jepang. Pelanggan dapat membeli daging berlemak atau tanpa lemak dengan harga sekitar 2.200 yen atau sekitar Rp225 ribu per 250 gram.
Advertisement
Diketahui bahwa Negeri Sakura memiliki banyak mesin penjual otomatis. Bahkan, jumlahnya per kapita menjadi yang tertinggi di dunia, karena mesin itu terletak hampir di mana-mana, mulai dari gang kecil hingga desa terpencil.
Dalam bahasa Jepang, mesin itu umumnya dikenal sebagai jidou hanbaiki atau jihanki. Mereka menjadi populer di Jepang pada tahun 1960-an. Mesin itu adalah bagian dari budaya toko swalayan Jepang, dan dapat membanjiri volume hingga variasi dagangan mereka.
Beberapa waktu lalu, kontroversi terjadi ketika mesin otomatis di kota pelabuhan Yokohama dekat Tokyo, menyiapkan tiga mesin penjual otomatis yang menawarkan berbagai jenis daging ikan paus hanya seharga 1.000 yen.
Mesin penjual otomatis berisi daging beruang itu dikelola oleh restoran lokal Soba Goro. Mesin yang berada di prefektur Akita utara itu dilaporkan menjual 10-15 bungkus daging beruang setiap minggu yang didapat dari pemburu lokal.Â
Sebenarnya, beruang hitam Asia diklasifikasikan sebagai hewan yang dilindungi karena rentan secara internasional. Kendati demikian, Jepang mengatakan mereka membatasi jumlah yang bisa diburu. Pemerintah setempat membatasi jumlah beruang hitam yang dapat diburu sebesar 12% dari perkiraan populasi mereka, diperkirakan ada sekitar 15.000 ekor di negara ini.
Serangan beruang merupakan masalah yang meningkat di beberapa bagian pedesaan Jepang. Lantaran kekurangan makanan di hutan, kondisi itu membuat beruang mendatangi daerah pemukiman untuk mencari makan.
"Beruang bisa berbahaya saat mereka datang ke kota, jadi pemburu akan memasang perangkap atau menembak mereka," kata Daishi Sato kepada CBC. Ia menempatkan mesin penjual otomatis di luar toko mie soba miliknya di dekat stasiun kereta api di Semboku.
Lima serangan beruang dilaporkan di Prefektur Miyagi utara antara April dan September 2022, dengan tujuh orang terluka. Menurut Kementerian Lingkungan setempat, antara 3.000 dan 7.000 beruang telah terbunuh dalam tujuh tahun terakhir karena pertemuan antara manusia dan hewan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
Advertisement
Advertisement