Advertisement

Promo November

72% Masyarakat Indonesia Belanja secara Online, Didominasi Pengguna Ponsel

Newswire
Sabtu, 18 Maret 2023 - 02:17 WIB
Arief Junianto
72% Masyarakat Indonesia Belanja secara Online, Didominasi Pengguna Ponsel Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Menurut laporan Populix Strategies for success in a Rapidly Changing Market, saat ini 72% masyarakat Indonesia menggunakan Internet untuk berbelanja.

"Laporan kami menunjukkan bahwa saat ini 72 persen masyarakat Indonesia menggunakan Internet untuk berbelanja. Terutama melalui ponsel,” kata Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, Jumat (17/3/2023).

Advertisement

Oleh karena itu, para pelaku bisnis perlu terus beradaptasi dengan cara konsumen mengakses informasi dan bertransaksi seiring dengan pergeseran tren pasar yang muncul berkat adopsi Internet dan perangkat digital saat ini.

Menurut laporan Omnichannel Digital Consumption Report 2023 dari Populix, dari survei yang dilakukan terhadap 1.772 laki-laki dan perempuan berusia 17-55 tahun, ditemukan bahwa para pengguna ponsel lebih banyak menggunakan aplikasi ponsel untuk memenuhi kebutuhan komersial dan transaksi mereka.

Sedangkan mereka menggunakan laptop atau komputer untuk mendukung produktivitas sehari-hari, seperti bekerja atau belajar. Menariknya, meskipun frekuensi masyarakat untuk bertransaksi melalui laptop atau komputer lebih rendah, tetapi dari sisi nominal transaksi, masyarakat yang menggunakan laptop atau komputer cenderung mengeluarkan anggaran lebih besar dibandingkan melalui ponsel.

BACA JUGA: Laki-Laki Rupanya Lebih Gemar Belanja Online

Dengan perkembangan Internet saat ini, masyarakat juga semakin aktif dalam mencari informasi sebelum membeli sebuah produk. Hal ini terlihat dari 59 persen masyarakat yang mengatakan mereka secara aktif mencari review produk, terutama melalui ponsel.

Senada, VP Brand & Marketing Communication LinkAja Alexander Christian mengatakan perilaku masyarakat dalam membayar pun telah berubah, utamanya di masa usai pandemi Covid-19. “Adopsi e-wallet waktu pandemi itu meningkat tajam sebenarnya. Jadi orang lebih termotivasi mencoba menggunakan e-wallet sebagai materi pembayaran,” kata Alexander.

“Beberapa hal yang biasanya dilakukan secara offline, justru mereka jadi melakukannya online. Tapi sekarang polanya sudah berubah. Dengan sudah Post-Covid, kebanyakan experience yang tadinya offline sekarang malah pelan-pelan berangsur beralih ke online. Misalnya di LinkAja itu bayar pajak kendaraan lewat e-wallet,” imbuhnya.

Kendati demikian, Chief Marketing Officer Sociolla, Chrisanti Indiana mengingatkan penting juga bagi bisnis kecantikan untuk menghadirkan toko offline. Pasalnyatoko offline bisa melengkapi kebutuhan masyarakat ketika mereka ragu untuk membeli produk secara online, utamanya untuk produk kecantikan dan perawatan diri.

“Misalnya ada yang tetap mau pegang produknya, cium baunya. Tapi kami percaya, ketika membangun omnichannel store, kami membangunnya dengan pengetahuan yang didasari oleh perilaku customer secara online,” ujar Chrisanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement