Advertisement
Penyebab & Cara Penanganan Tepat Lidah Tertelan, Seperti yang Dialami Ricki Ariansyah
![Penyebab & Cara Penanganan Tepat Lidah Tertelan, Seperti yang Dialami Ricki Ariansyah](https://img.harianjogja.com/posts/2023/03/09/1128572/lidah.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemain Madura United, Ricky Ariansyah sempat mengalami kondisi lidah tertelan. Ia sampai harus kehilangan kesadaran, karena berbenturan dengan pemain PSIS, Farrel Arya.
Kronologi bermula pada masa injury time, di mana Ricky melompat untuk menyudul bola ke gawang PSIS.
Advertisement
Saat melompat itulah, kaki Farrel tanpa sengaja mengenai bagian badan Ricky, sampai akhirnya Ricky pun jatuh dengan kepala membentur lapangan dengan keras.
Penyebab lidah tertelan
Lantas, apa yang menyebabkan seseorang mengalami cedera “lidah tertelan”?
Melansir dari FIFA, tidak ada istilah medis yang menjelaskan soal cedera “tounge swallowing” alias “lidah tertelan”
Baca juga: Ada 134 Pegawai Pajak Punya Saham di 280 Perusahaan, KPK Akan Adukan ke Sri Mulyani
Hanya saja, itu menjadi perumpamaan yang pas untuk menggambarkan kondisi bergesernya bagian belakang lidah hingga menutup saluran pernapasan yang terletak tepat di bawah lidah. Bukan berarti lidah masuk ke dalam tenggorokan.
“Di dalam dunia olahraga, kasus lidah tertelan umumnya disebabkan oleh benturan fisik atau trauma. Sampai akhirnya, lidah menghalangi saluran pernapasan orang dewasa yang tidak sadar,” tulis manajemen FIFA.
Langkah Pertolongan Pertama pada Korban “Lidah yang Tertelan”
Pihak FIFA mengatakan, kondisi lidah tertelan ini sangatlah berbahaya. Jika saluran pernapasan terlalu lama terhalang oleh lidah, maka bisa membuat pasokan oksigen ke paru-paru dan jantung berkurang hingga dapat menyebabkan kematian.
Para pemain dan pelatih dianjurkan memahami risiko dan mengenali kondisi tongue swallowing.
Menurut FIFA, jika seorang pemain sepakbola mengalami tabrakan dengan pemain lain, tiang gawang atau tanah sampai akhirnya tidak sadarkan diri. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan adalah:
1. Segera memanggil pertolongan medis dan memberikan perawatan darurat yang tepat.
2. Periksa respons dengan berbicara kepada pemain dengan keras dan lantang
3. Jika tidak ada respon, lihat ke dalam mulut pemain untuk melihat apakah lidah menghalangi jalan napas mereka atau tidak
4. Periksa apakah ada tanda pernapasan Adekuat, yaitu dada dan perut naik turun seirama dengan pernapasan, jika “ya” silakan miringkan badan korban
5. Jika pemain tidak responsif, hal yang biasa menghalangi saluran pernapasan mereka, adalah lidah. Maka, penolong bisa mengangkat dagu korban ke atas, yang kemungkinan bisa mengubah posisi lidah korban
6. Jangan coba-coba untuk menarik lidah keluar atau menempatkan lidah ke jari di mulut korban, karena bisa membahayakan dan memperparah kondisinya.
7. Jika pemain tidak bernapas sama sekali, mereka mengalami henti jantung, maka Anda harus memulai CPR, upaya pertolongan pertama gawat darurat secara medis.
Kemudian, pasang AED alias defibrillator eksternal otomatis adalah suatu perangkat ringan, portabel yang memberikan kejutan listrik melalui dinding dada ke jantung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182784/gedung-kpk-antaranews.jpg)
KPK Lakukan Pemeriksaan Terkait Dugaan Korupsi Pemkot Semarang Pekan Depan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- 40 Anak Jadi Korban Kekerasan Selama 2024, Beberapa di Antaranya Dilakukan Keluarga Sendiri
- Kriminalisasi Advokat LBH Yogyakarta: Kuasa Hukum IM Sebut Tersangka Tak Bisa Pakai Hak Imunitas
- SDN Kintelan 2 Jadi Satuan Pendidikan Aman Bencana
- 2 Atletnya Berlaga di Olimpiade, Disdikpora DIY Siapkan Penghargaan
- Selamatkan Terumbu Karang, 4.400 Hektare Kawasan Wediombo Diusulkan Jadi Kawasan Konservasi
Advertisement
Advertisement