Advertisement
Peneliti Mengungkap Alasan Kita Mengantuk Seusai Makan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Seringkali kita bertanya-tanya, mengapa kita menjadi mengantuk setelah makan. Padahal, makanan dibutuhkan sebagai sumber energi.
Tubuh manusia terdiri dari banyak faktor. Usai makan, justru muncul rasa kantuk yang terjadi atau bisa kita sebut dengan post-lunch slump.
Dikutip dari Live Science, ahli gizi dengan latar belakang studi mikrobiologi Claire Shortt menuturkan manusia ketika makan akan memacu serangkaian tindakan di usus dan di seluruh tubuh. Menurutnya, kadar gula darah mungkin menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap perasaan mengantuk yang kita alami setelah makan.
“Saat kita makan makanan tinggi gula bisa menyebabkan gula darah kita naik lalu turun dengan cepat,” jelasnya.
Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan kita merasa kelelahan secara tiba-tiba setelah makan. Kelelahan itu yang berujung pada rasa mengantuk.
Namun, hal itu bukan satu-satunya faktor penyebab kita mengantuk. Setelah makan, terkadang terjadi lonjakan produksi dan pelepasan serotonin, sehingga hormon pun turut berpengaruh.
"Peningkatan kadar hormon dapat membuat kita merasa sedikit mengantuk. Serotonin memainkan peran penting dalam suasana hati dan siklus tidur kita, dan ketika kadarnya meningkat setelah makan, itu bisa membuat Anda merasa mengantuk," terang Shortt.
Pilihan Makanan
Shortt menyebutkan sejumlah makanan lebih cenderung menyebabkan kantuk daripada yang lain. Misalnya, makanan yang kaya asam amino.
"Makan makanan kaya asam amino yang disebut triptofan dapat menyebabkan kantuk. Ini karena ia terlibat dalam produksi serotonin. Triptofan ditemukan dalam banyak makanan kaya protein seperti keju, telur, kalkun, dan tahu," kata dia.
Beberapa makanan lain, seperti buah cherry, dapat memengaruhi kadar melatonin dalam tubuh yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Sebuah studi yang dilaksanakan pada tahun 2015 tentang efek fisiologis melatonin, yang kemudian diterbitkan dalam jurnal Neurochirurgie, memperkuat hubungan antara tingkat melatonin dalam tubuh dan tidur.
Shortt menjelaskan jika merasa lelah atau pusing setelah makan terkadang dikenal dengan istilah 'Kabut Otak', yang umumnya terjadi pada individu yang memiliki alergi makanan dan intoleransi.
Selain itu, ini juga terjadi pada mereka dengan pertumbuhan bakteri di usus kecil atau disebut SIBO. SIBO dapat didiagnosis menggunakan glukosa atau tes napas laktulosa dengan bantuan profesional.
Shortt menyarankan orang-orang untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi, sehingga dapat membantu menstabilkan kadar gula darah Anda untuk menghindari kantuk. "Cobalah untuk makan teratur dan hindari makan dalam porsi yang sangat besar. Ini bisa membebani sistem pencernaan Anda sehingga Anda merasa lelah dan lesu," kata dia. (Live Science)
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Waduh! Jalan Kelok 18 di Yogyakarta Belum Bisa Dibangun, Dana IDB Belum Cair
- Beda Sikap Soal RUU Kesehatan, IDI Solo Komitmen Jalankan Putusan Pemerintah
- Purnawirawan Jenderal TNI Polri Deklarasi Dukungan ke Ganjar Pranowo
- Produsen Makanan di Karanganyar Didorong Urus Sertifikat Halal, Non-Muslim Juga
Berita Pilihan
Advertisement

Swiss-Belboutique Yogyakarta Menyerahkan Donasi Hasil Penjualan Paket Buka Puasa 2023
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dinsosnakertrans Jogja Kaget, Korban PHK Satpol PP Tak Pegang Kontrak Kerja
- Sudah Rukun, PSHT dan Brajamusti Kerja Bakti Bareng Polda DIY Bersihkan Tamsis Jogja
- Hore! DLH Kulonprogo Bakal Hibahkan Motor Roda Tiga ke Bank Sampah
- Ajukan Banding, Koruptor Stadion Mandala Krida Justru Dihukum Lebih Berat
- TPST Tamanmartani Dilengkapi Fasilitas Pengolahan Kompos & Conblock Plastik
Advertisement
Advertisement