Advertisement

FESTIVAL FILM ANTIKORUPSI : Bangun Mental Antikorupsi Lewat Film

Arief Junianto
Rabu, 18 Februari 2015 - 15:40 WIB
Mediani Dyah Natalia
FESTIVAL FILM ANTIKORUPSI : Bangun Mental Antikorupsi Lewat Film Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dedie A. Rachim (dua dari kanan) memberikan penjelasan dalam acara Roadshow ACFFest 2015 di Gedung Societet TBY, Selasa (17/2/2015). (JIBI/Harian Jogja - Arief Junianto)

Advertisement

Festival Film Anti-korupsi, tak hanya kompetisi film saja, panitia juga menbuka untuk kompetisi ide cerita film dari masing-masing kategori tersebut

Harianjogja.com, JOGJA—Serangan dan berbagai upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti yang tengah terjadi saat ini menjadi spirit digelarnya Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2015. Bertempat di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Selasa (17/2/2015) siang, KPK menggelar roadshow dalam rangka sosialisasi acara tersebut.

Advertisement

Dalam roadshow, panitia ACFFest menghadirkan beberapa tokoh, baik dari perwakilan KPK maupun dari para sineas, di antaranya Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dedie A. Rachim, serta dua orang sineas muda Steve Pillar Setiabudi dan Seno Aji Julius. Selain itu, panitia juga menghadirkan sineas asal Purbalingga, Bowo Laksomo, sineas peraih penghargaan di ajang ACFFest 2014.

Project Manager ACFFest Ari Nugroho menuturkan, dibanding tahun lalu, ACFFest 2015 yang bertema Make Your Movie terbilang lebih kaya. Tahun ini, panitia menambah satu katogori, yakni kategori Public Service Announcement (PSA).

"Kategori PSA ini merupakan jenis iklan layanan masyarakat berdurasi satu menit," ucapnya.

Selain PSA, kategori yang telah disiapkannya antara lain adalah Film Fiksi Pendek, Film Dokumenter Pendek, Film Animasi Pendek, dan Video Citizen Journalism. Seluruh kategori itu, dikatakannya, terbuka untuk pelajar dan umum.

"Syaratnya, selain warga Indonesia, film juga merupakan hasil produksi dari rentang 1 Januari 2014 hingga
5 Oktober 2015. Pendaftarannya sendiri mulai kami buka 20 Mei mendatang," imbuhnya.

Tak hanya kompetisi film saja, panitia juga menbuka untuk kompetisi ide cerita film dari masing-masing kategori tersebut. Peserta yang terpilih nantinya akan mendapatkan apresiasi dalam bentuk dukungan produksi dan pendampingan proses produksi oleh beberapa praktisi perfilman. "Untuk pemenangnya, kami juga tengah mengupayakan untuk bisa tayang di stasiun televisi nasional," ungkapnya.

Diakui Ari, sejak digelar pada 2013, animo peserta ACFFest terus meningkat. Pada 2013, jumlah peserta mencapai 181 judul film, sedangkan pada 2014 lalu jumlah peserta meningkat menjadi 333 judul film.

Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dedie A. Rachim mengakui bahwa film dan seni adalah salah satu media efektif untuk melakukan pencegahan dini terhadap merebaknya virus korupsi di masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan tugas dan wewenang KPK yang tak hanya melakukan penindakan saja atas tersangka kasus korupsi, tapi juga melakukan pencegahan.

Menurut dia, di Indonesia korupsi sudah bukan lagi dalam tataran kasus. Lebih dari itu, korupsi sudah menjadi tradisi yang mengakar kuat. Oleh karena itulah, selain melakukan penindakan sebagai efek jera, pihaknya juga perlu melakukan pembangunan mental-mental yang anti korupsi.

"Intinya, generasi muda harus mampu merebut masa depannya sendiri dari renggutan budaya korupsi ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rangers Pidie Aceh Meninggal Seusai Diamuk Gajah Liar, Konflik Gajah Harus Segera Diselesaikan

News
| Kamis, 07 Desember 2023, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement