Advertisement
FESTIVAL FILM ANTIKORUPSI : Bangun Mental Antikorupsi Lewat Film

Advertisement
Festival Film Anti-korupsi, tak hanya kompetisi film saja, panitia juga menbuka untuk kompetisi ide cerita film dari masing-masing kategori tersebut
Harianjogja.com, JOGJA—Serangan dan berbagai upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti yang tengah terjadi saat ini menjadi spirit digelarnya Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2015. Bertempat di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Selasa (17/2/2015) siang, KPK menggelar roadshow dalam rangka sosialisasi acara tersebut.
Advertisement
Dalam roadshow, panitia ACFFest menghadirkan beberapa tokoh, baik dari perwakilan KPK maupun dari para sineas, di antaranya Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dedie A. Rachim, serta dua orang sineas muda Steve Pillar Setiabudi dan Seno Aji Julius. Selain itu, panitia juga menghadirkan sineas asal Purbalingga, Bowo Laksomo, sineas peraih penghargaan di ajang ACFFest 2014.
Project Manager ACFFest Ari Nugroho menuturkan, dibanding tahun lalu, ACFFest 2015 yang bertema Make Your Movie terbilang lebih kaya. Tahun ini, panitia menambah satu katogori, yakni kategori Public Service Announcement (PSA).
"Kategori PSA ini merupakan jenis iklan layanan masyarakat berdurasi satu menit," ucapnya.
Selain PSA, kategori yang telah disiapkannya antara lain adalah Film Fiksi Pendek, Film Dokumenter Pendek, Film Animasi Pendek, dan Video Citizen Journalism. Seluruh kategori itu, dikatakannya, terbuka untuk pelajar dan umum.
"Syaratnya, selain warga Indonesia, film juga merupakan hasil produksi dari rentang 1 Januari 2014 hingga
5 Oktober 2015. Pendaftarannya sendiri mulai kami buka 20 Mei mendatang," imbuhnya.
Tak hanya kompetisi film saja, panitia juga menbuka untuk kompetisi ide cerita film dari masing-masing kategori tersebut. Peserta yang terpilih nantinya akan mendapatkan apresiasi dalam bentuk dukungan produksi dan pendampingan proses produksi oleh beberapa praktisi perfilman. "Untuk pemenangnya, kami juga tengah mengupayakan untuk bisa tayang di stasiun televisi nasional," ungkapnya.
Diakui Ari, sejak digelar pada 2013, animo peserta ACFFest terus meningkat. Pada 2013, jumlah peserta mencapai 181 judul film, sedangkan pada 2014 lalu jumlah peserta meningkat menjadi 333 judul film.
Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dedie A. Rachim mengakui bahwa film dan seni adalah salah satu media efektif untuk melakukan pencegahan dini terhadap merebaknya virus korupsi di masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan tugas dan wewenang KPK yang tak hanya melakukan penindakan saja atas tersangka kasus korupsi, tapi juga melakukan pencegahan.
Menurut dia, di Indonesia korupsi sudah bukan lagi dalam tataran kasus. Lebih dari itu, korupsi sudah menjadi tradisi yang mengakar kuat. Oleh karena itulah, selain melakukan penindakan sebagai efek jera, pihaknya juga perlu melakukan pembangunan mental-mental yang anti korupsi.
"Intinya, generasi muda harus mampu merebut masa depannya sendiri dari renggutan budaya korupsi ini," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
- KISAH INSPIRATIF: Kartini, Penjaga Warung Sayur yang Naik Haji Tahun Ini
Advertisement