Advertisement
Agar Anak Tidak Ketergantungan Ponsel, Ini Saran Psikolog untuk Mencegahnya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Peran orang tua sangat penting dalam membekali anak agar tidak terjebak dalam ketergantungan teknologi yang dapat menghambat hubungan sosial mereka, baik dengan orang tua maupun teman sebaya.
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Adityana Kasandravati Putranto memaparkan perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), membuat anak-anak berisiko ketergantungan dengan hal tersebut yang dapat mengurangi interaksi sosialnya.
Advertisement
Beberapa strategi bisa diterapkan agar penggunaan teknologi tidak sampai mengurangi interaksi sosial anak dengan lingkungannya.
"Untuk mencegah AI membatasi interaksi anak, baik dengan orang tua maupun teman-temannya, orang tua dapat mengambil beberapa langkah strategis," katanya, Sabtu (3/5/2025).
Dia menjelaskan beberapa langkah tersebut antara lain dengan membangun rutinitas keluarga misalnya dengan meluangkan waktu setiap hari untuk berinteraksi dengan anak tanpa gangguan teknologi. Interaksi itu bisa berupa makan bersama, bermain, atau berbicara tentang kegiatan sehari-hari.
"Orang tua juga bisa mengajak anak melakukan aktivitas yang tidak melibatkan teknologi, seperti berolahraga, berkebun, atau melakukan kerajinan tangan," ujar dia.
Kemudian, orang tua bisa mendorong interaksi sosial anak dengan membuat jadwal untuk bermain bersama keluarga atau mengunjungi teman dan kerabat. Anak juga dianjurkan didaftarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, atau klub, yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan teman sebaya.
BACA JUGA: Pemkot Magelang Gelar Rally Mobil Kuno, Ada Suzuki CV-1 yang Kecil dan Imut
Adityana menyarankan orang tua membuat aturan tegas terkait penggunaan gawai, termasuk menetapkan zona tanpa teknologi di rumah seperti ruang makan atau kamar tidur.
"Buat aturan yang jelas tentang kapan dan berapa lama anak boleh menggunakan perangkat yang didukung AI. Misalnya, tidak menggunakan perangkat saat makan atau sebelum tidur," ucapnya.
Lalu, anak perlu dilatih berkomunikasi secara baik dan aktif, termasuk melatih mereka untuk mengekspresikan perasaan dan pendapat. Permainan peran bisa menjadi metode yang efektif untuk membantu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial.
Psikolog yang tergabung dalam Ikatan Psikolog Klinis Indonesia itu menekankan pentingnya orang tua menjadi contoh untuk mengajarkan pembatasan penggunaan teknologi dan lebih banyak berinteraksi langsung dengan orang lain.
"Ajak anak berdiskusi tentang pentingnya interaksi sosial dan dampak negatif dari ketergantungan pada teknologi," kata dia.
Menurut Adityana, teknologi bisa dimanfaatkan secara positif untuk melatih interaksi sosial ini misalnya permainan yang bisa dimainkan bersama teman atau aplikasi yang mendukung proyek kelompok. Jika anak tidak bisa bertemu langsung dengan, ajarkan mereka cara menggunakan video call untuk tetap terhubung dengan teman-temannya.
Tak kalah penting, ajarkan anak tentang bagaimana AI bekerja dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Diskusikan pentingnya keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial.
"Ajak anak untuk merefleksikan pengalaman mereka dengan teknologi dan bagaimana hal itu mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain," kata Adityana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gelaran PEVS 2025 Catatkan Transaksi Kendaraan Listrik Rp900 Miliar
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com Sabtu 3 Mei 2025: Pecatur Sleman Berkompetisi di Level Dunia hingga Kebocoran Retribusi Pantai Gunungkidul
- Ratusan Pegowes Taklukkan Tanjakan "Luna Maya", Rute Sepeda Menantang Sejauh 102 Km di Kulonprogo
- Pengendara Motor Tewas Usai Tabrakan Beruntun di Jalan Daendels Kulonprogo, Sopir Melarikan Diri
- Dua Anggota DPR RI, Rieke dan Esti Datangi Rumah Mbah Tupon, Ini Tujuannya
- Serap Ide Kreatif Generasi Muda Melalui Konco Museum
Advertisement