Advertisement

Promo November

Ngeri, Penduduk Indonesia Terbanyak di Dunia Jadi Pengonsumsi Mikroplastik

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 05 Juni 2024 - 13:17 WIB
Maya Herawati
Ngeri, Penduduk Indonesia Terbanyak di Dunia Jadi Pengonsumsi Mikroplastik Sampah - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penduduk Indonesia disebut dalam sebuah studi sebagai paling banyak mengonsumsi mikroplastik, di antara negara-negara di dunia yang masuk dalam penelitian.  

Dalam hal penyerapan makanan, peringkat teratas adalah Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Mayoritas partikel plastik tersebut berasal dari sumber perairan seperti makanan laut.

Advertisement

Sebaliknya, Paraguay adalah negara dengan kemungkinan masyarakat yang paling sedikit mengonsumsi mikroplastik (0,85 g per bulan).

Antara tahun 1990 dan 2018, konsumsi harian mikroplastik meningkat rata-rata 59 kali lipat di seluruh dunia.

Dilansir dari The Star, para ilmuwan dari Cornell University di Amerika Serikat telah memetakan penyerapan mikroplastik oleh manusia, menunjukkan negara-negara di mana masyarakatnya tanpa sadar memakan dan menghirup partikel mikroplastik paling banyak.

Studi mereka mencakup 109 negara dari tahun 1990 hingga 2018, dan berfokus pada garis pantai utama dunia yang terkena dampak polusi plastik.

Para peneliti mengumpulkan data konsentrasi mikroplastik pada kelompok makanan seperti buah-buahan, sayuran, protein, sereal, produk susu, minuman, gula, garam, dan rempah-rempah.

BACA JUGA: Suami BCL Dilaporkan ke Polisi Terkait Penggelapan Dana, Begini Kronologi Kasusnya

Beberapa kriteria dipertimbangkan untuk menilai risiko, termasuk kebiasaan konsumsi penduduk setempat dan teknologi pengolahan makanan. Para penulis juga memetakan negara-negara di mana masyarakatnya paling banyak menghirup mikroplastik.

Negara-negara yang paling berisiko, sekali lagi, adalah Asia. Penduduk China dan Mongolia menghirup lebih dari 2,8 juta partikel per bulan, dibandingkan dengan 300.000 partikel yang dihirup oleh penduduk AS, misalnya.

“Hanya penduduk di Mediterania dan wilayah sekitarnya yang bernapas lebih sedikit,” jelas rilis berita studi tersebut.

Hal ini terutama berlaku di Spanyol, Portugal, dan Hongaria, di mana jumlah partikel plastik yang terhirup per bulan diperkirakan antara 60.000 dan 240.000, tambah para peneliti.

“Industrialisasi di negara berkembang, khususnya di Asia Timur dan Selatan, telah menyebabkan peningkatan konsumsi bahan plastik, timbulan sampah, dan serapan mikroplastik oleh manusia.

“Sebaliknya, negara-negara industri mengalami tren sebaliknya, didukung oleh sumber daya ekonomi yang lebih besar untuk mengurangi dan menghilangkan sampah plastik,” kata rekan penulis studi, Profesor Dr You Fengqi dalam sebuah pernyataan.

Solusi Pengemasan

“Studi kami menyoroti bahwa mengatasi serapan mikroplastik memerlukan pendekatan multifaset, termasuk solusi pengemasan berkelanjutan, menegakkan peraturan pengelolaan limbah yang ketat, dan memajukan teknologi pengolahan air,” tambah rekan penulis studi dan mahasiswa PhD Zhao Xiang.

Menurut para peneliti, pengurangan sampah plastik di perairan sebesar 90% dapat menyebabkan pengurangan paparan mikroplastik secara signifikan, yang berpotensi mencapai 51% di negara maju dan 49% di kawasan industri maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement